Garut (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Garut Nurdin Yana menyatakan organisasi non-pemerintahan (NGO) asing dari lima negara tertarik dengan sistem pembelajaran kesehatan reproduksi dan seksualitas di Garut, Jawa Barat, yang dinilai berhasil diterapkan di lingkungan sekolah.
"Alhamdulillah, ternyata Garut lebih implementatif dibandingkan dengan lima negara yang datang kepada kita, itu yang penilaian mereka," kata Nurdin Yana di Garut, Jumat.
Baca juga: Dispertan Garut edukasi petani dalam penggunaan herbisida aman
Ia menuturkan Pemkab Garut selama ini terus mendukung dengan mengeluarkan peraturan daerah maupun keputusan bupati dalam memperhatikan perempuan dan anak, termasuk di dalamnya mendukung program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas (PKRS) di Garut.
Program PKRS yang berlangsung di Garut itu, kata dia, ternyata mendapatkan perhatian dari organisasi non-pemerintah di lima negara yakni Ethiopia, Afrika Selatan, Uganda, Kenya, dan Belanda yang mendelegasikan 16 orang untuk datang langsung ke Garut.
Mereka itu, kata dia, datang ke Garut dalam kegiatan program bernama Power to Youth untuk melakukan kegiatan belajar menyaksikan langsung tentang implementasi PKRS di wilayah Garut yang sudah berjalan sejak 2021.
"Saya berbangga karena apa, ternyata Garut dinilai baik oleh mereka, memang kita berangkat dari tahun 2021, terutama menyangkut tentang reproduksi remaja," kata Nurdin.
Perhatian pemerintah terhadap program PKRS itu untuk membangun dan menyelamatkan generasi bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin yang melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Anak muda saat ini, kata dia, tentu harus dipersiapkan mental, dan juga memahami tentang kesehatan reproduksi untuk mewujudkan anak yang baik, dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga lingkungannya.
"Anak-anak kita harus memahami reproduksi itu, sehingga ketika itu menjadi pegangan dia, Insyaallah itu tidak akan menyebabkan yang bersangkutan berperilaku di luar konteks tadi," katanya.
Kepala Seksi Kurikulum Bidang SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Ajang Rusmana menambahkan, program PKRS di Garut mendapatkan penilaian dari delegasi yang datang ke Garut selama dua hari 14-15 Agustus 2024 karena berhasil melaksanakan PKRS dan akan diterapkan di negaranya.
Kabupaten Garut, kata dia, salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil melaksanakan PKRS dengan progresnya cukup tinggi sampai 300 sekolah, atau sekitar 80 persen sekolah tingkat SMP di Garut sudah melaksanakan PKRS tersebut sejak 2021.
"Jadi, artinya mereka datang ke sini itu untuk studi tiru, untuk diterapkan di negaranya mereka," katanya.
Country Coordinator Power to You(th) Indonesia Desrina Dewi Respati menyatakan, kegiatan tersebut merupakan kesempatan untuk saling belajar tentang praktik PKRS yang diterapkan di berbagai negara.
Desrina menyampaikan, alasan dipilihnya Kabupaten Garut karena daerah yang paling progresif mengimplementasikan PKRS di sekolah, juga mendapatkan dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Jadi, nanti menjadikan pembelajaran apa saja yang bisa diambil untuk diadaptasi atau diadopsi di negara masing-masing," katanya.
Baca juga: Garut siapkan biaya tidak terduga untuk bencana kekeringan
NGO asing tertarik pembelajaran kesehatan reproduksi di Garut
Sabtu, 17 Agustus 2024 5:45 WIB