Majalengka (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, membentuk desa tangguh bencana untuk melibatkan warga dalam melakukan upaya pencegahan terhadap dampak kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau.
"Kami memiliki 330 desa dan 13 kelurahan di Majalengka. Sebagian besarnya sedang dibentuk desa tangguh bencana untuk menghadapi kekeringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Majalengka Rachmat Kartono di Majalengka, Selasa.
Baca juga: Siaga darurat kekeringan di Majalengka berlaku hingga Oktober 2024
Pembentukan desa tangguh bencana ini, kata dia, sebagai respons lebih lanjut terkait penetapan status siaga darurat ancaman kekeringan dan karhutla pada 2024 di Majalengka.
Rachmat menjelaskan fokus utama dalam program ini adalah memberdayakan, melatih dan meningkatkan kapasitas warga serta relawan untuk mampu melakukan penanganan terhadap bencana sebelum petugas BPBD tiba di lokasi kejadian.
“BPBD telah menyusun pola mitigasi yang melibatkan relawan lokal dan warga. Salah satunya pembentukan desa tangguh bencana ini. Kami tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari masing-masing pemerintah desa (pemdes),” ujarnya.
Setelah terbentuk, BPBD Majalengka akan langsung menyelenggarakan pelatihan dasar bagi warga serta relawan yang terdaftar terkait cara menanggulangi, mitigasi dan mengurangi risiko dari dampak terjadinya bencana.
Ia menyebutkan apabila desa tersebut sudah memiliki kapasitas tersebut, maka pihaknya bisa menaikkan status pada program ini ke level lebih tinggi dengan membentuk kecamatan tangguh bencana.