Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat menekan angka kasus perundungan terhadap pelajar di wilayah tersebut dengan meluncurkan Program Jam Untuk Keluarga (Jamuga).
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menjelaskan Program Jamuga diluncurkan sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas interaksi keluarga dan mencegah perundungan.
Baca juga: Pemkot Bandung bentuk tim pengawas netralitas ASN menjelang Pilkada 2024
“Program Jamuga mendorong setiap anggota keluarga untuk menghabiskan waktu bersama, membangun kasih sayang, dan memperkuat ketahanan keluarga,” kata Bambang di Bandung, Rabu.
Bambang menekankan pentingnya kasih sayang dan komunikasi yang erat dalam keluarga sebagai benteng utama melawan perundungan.
"Dengan kesibukan kita saat ini dan ketergantungan pada gadget, komunikasi verbal maupun non-verbal dalam keluarga menjadi sangat penting,” kata dia.
Bambang mengajak seluruh masyarakat Kota Bandung untuk tidak hanya memaknai program ini sebagai seremonial semata, tetapi benar-benar merasakan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Mari kita menjadi agen perubahan, memastikan tidak ada perundungan di lingkungan sekolah dan rumah kita,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati menegaskan Program Jamuga merupakan komitmen pemerintah dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.
Uum mengungkapkan pihaknya berupaya membangun sinergi guru, siswa, dan orang tua siswa dalam upaya mencegah tindak kekerasan, perundungan, dan pelecehan di lingkungan pendidikan.
"Kami di DP3A telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani bullying. Termasuk memberikan edukasi kepada guru dan peserta didik ataupun kepada masyarakat umum,” kata Uum.
Baca juga: ASN Pemkot Bandung deklarasikan ikrar netralitas menjelang Pilkada 2024