Ciamis (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terus memantau daerah rawan kekeringan yang menyebabkan masyarakat kesulitan air bersih saat kemarau, sehingga jika ada daerah yang dilanda kekeringan maka secepatnya disuplai air.
"Masih monitoring daerah rawan kekeringan, hasil monitoring masih aman," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis Ani Supiani saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Selasa.
Baca juga: Dinas Pendidikan Ciamis pastikan tidak ada perundungan saat kegiatan MPLS
Ia menuturkan jajaran BPBD Ciamis sudah melakukan persiapan, dan langkah antisipasi apabila terjadi daerah yang kesulitan air dampak musim kemarau dengan menyiapkan petugas khusus juga armada untuk mendistribusikan air bersih.
Meski saat ini sudah memasuki kemarau, kata dia, belum ada laporan dari masyarakat, terutama daerah yang menjadi perhatian khusus rawan kekeringan dalam kondisi aman, air masih tersedia cukup di masyarakat.
"Sampai dengan hari ini belum (kesulitan air bersih), personel dan kendaraan sudah disiapkan," katanya.
Ia menyebutkan Kabupaten Ciamis memiliki 27 kecamatan, berdasarkan kondisi musim kemarau tahun sebelumnya terdapat 16 kecamatan masuk rawan kekeringan, dan daerah yang rawan kekeringan tinggi yakni Banjaranyar, Banjarsari, Pamarican, Cidolog, dan Tambaksari.
Daerah yang selama ini masuk dalam pemetaan rawan kekeringan itu, kata dia, pada musim kemarau tahun ini tidak terjadi kekeringan, namun apabila nanti masyarakat kesulitan air dapat segera lapor untuk mendapatkan pasokan air bersih dengan segera lapor ke kantor desa.
"Lapor ke desa, nanti desa yang berkirim surat ke BPBD, diketahui camat," katanya.Ia menyampaikan meski saat ini tidak ada masyarakat yang daerahnya dilanda kesulitan air bersih, namun pihak BPBD Ciamis tetap mengimbau masyarakat untuk selalu hemat air dari sumber air yang masih tersedia untuk kebutuhan utama.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat diminta selalu menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan sekitar, memberikan perlindungan pada sumber air bersih yang tersedia, dan membuat maupun memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan tanah dengan tembok.
"Tetapi kita tetap mengkampanyekan hemat air," katanya.
Baca juga: 210 desa di Ciamis masuk kategori Desa Mandiri