Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, mulai melakukan penataan kawasan perkotaan pada Oktober 2024 dengan menerapkan konsep terakota yang bertujuan menambah daya tarik sektor pariwisata di daerahnya.
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi, di Majalengka, Sabtu, mengatakan konsep terakota ini diterapkan pada kawasan kota tua tepatnya di sepanjang Jalan Mambo hingga Munjul, Majalengka.
Adapun konsep terakota, kata dia, merupakan sebuah bentuk kreasi menggunakan tanah liat sebagai bahan dasarnya untuk menghasilkan berbagai produk maupun barang yang memiliki nilai seni.
“Saya ingin ada konsep terakota untuk diaplikasikan di median jalan di kawasan kota tua Majalengka,” katanya pula.
Dedi menyebutkan konsep terakota juga diaplikasikan pada beberapa jembatan penghubung di Majalengka, untuk menambah nilai estetika pada fasilitas tersebut.
Dengan cara ini, menurut dia, Kabupaten Majalengka bisa memiliki daya tarik untuk mendatangkan turis ke daerahnya selain mengandalkan destinasi wisata alam.
Ia mengungkapkan mendapatkan ide tersebut, setelah menyaksikan pameran seni terakota, yang diselenggarakan oleh pegiat ekonomi kreatif (ekraf) dari komunitas Jatiwangi Art Factory (JaF).
“Saya melihat potensi dan terinspirasi, agar bagaimana di beberapa lokasi di Majalengka harus ada sentuhan seni terakotanya,” ujarnya.