Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup Jepang Ono Hiroshi menegaskan dukungan mereka untuk meningkatkan kemampuan manajemen limbah di Provinsi Jawa Barat, salah satunya dengan hadirnya proyek teknis bersama untuk peningkatan kapasitas manajemen limbah Provinsi Jawa Barat dari JICA.
"Karena Jepang berkomitmen untuk meningkatkan kebijakan dan kemampuan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di Indonesia termasuk Jabar," kata Hiroshi di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Baca juga: PKS Pembangunan dan Pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka ditandatangani
Karenanya, lanjut Hiroshi, pihak Jepang sangat menyambut baik Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penyediaan infrastruktur dan pengelolaan tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka oleh tiga pihak, yakni Pemprov Jabar, PT Jabar Enviromental Solutions (JES), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) di Gedung Sate Bandung hari ini.
Dia menyebutkan, pihaknya akan sangat serius membantu dengan maksimal dalam proyek pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka. Terlebih, proyek tersebut merupakan salah satu dari tiga proyek utama dari Asia Zero Emission Community (AZEC).
"Saya mengucapkan selamat atas perjanjian kerja sama yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan konsorsium internasional PT JES untuk TPPAS Regional Legok Nangka, kami akan membantu dengan maksimal kerja sama atas hubungan baik Indonesia dan Jepang ini," katanya.
Keterlibatan Jepang dalam mengembangkan kemampuan manajemen limbah di Jawa Barat, tambahnya, adalah dukungan Jepang dalam proyek pengelolaan sampah Bekapur (Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) yang juga merupakan proyek prioritas dari AZEC.
"Jepang mendukung dalam Feasibility Study -FS- proyek Bekapur tersebut. Saya berharap proyek ini juga segera ada kemajuan seperti TPPAS Regional Legok Nangka saat ini," katanya.
Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penyediaan infrastruktur dan pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka telah ditandatangani oleh tiga pihak, yakni Pemprov Jabar, PT Jabar Enviromental Solutions (JES), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) di Gedung Sate Bandung, Jumat ini.
"Karena Jepang berkomitmen untuk meningkatkan kebijakan dan kemampuan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di Indonesia termasuk Jabar," kata Hiroshi di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Baca juga: PKS Pembangunan dan Pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka ditandatangani
Karenanya, lanjut Hiroshi, pihak Jepang sangat menyambut baik Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penyediaan infrastruktur dan pengelolaan tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka oleh tiga pihak, yakni Pemprov Jabar, PT Jabar Enviromental Solutions (JES), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) di Gedung Sate Bandung hari ini.
Dia menyebutkan, pihaknya akan sangat serius membantu dengan maksimal dalam proyek pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka. Terlebih, proyek tersebut merupakan salah satu dari tiga proyek utama dari Asia Zero Emission Community (AZEC).
"Saya mengucapkan selamat atas perjanjian kerja sama yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan konsorsium internasional PT JES untuk TPPAS Regional Legok Nangka, kami akan membantu dengan maksimal kerja sama atas hubungan baik Indonesia dan Jepang ini," katanya.
Keterlibatan Jepang dalam mengembangkan kemampuan manajemen limbah di Jawa Barat, tambahnya, adalah dukungan Jepang dalam proyek pengelolaan sampah Bekapur (Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) yang juga merupakan proyek prioritas dari AZEC.
"Jepang mendukung dalam Feasibility Study -FS- proyek Bekapur tersebut. Saya berharap proyek ini juga segera ada kemajuan seperti TPPAS Regional Legok Nangka saat ini," katanya.
Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penyediaan infrastruktur dan pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka telah ditandatangani oleh tiga pihak, yakni Pemprov Jabar, PT Jabar Enviromental Solutions (JES), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) di Gedung Sate Bandung, Jumat ini.