Semarang (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa keputusan pasangan nikah untuk tidak memiliki anak (childfree) membahayakan masa depan bangsa.
Hal tersebut dinyatakan lantaran Indonesia belum mengalami bonus demografi, ditambah dengan kondisi generasi lanjut usia Indonesia yang rata-rata berpendidikan rendah.
"Jadi nanti kan populasi yang sekarang sudah usia hampir tua itu kan banyak. Generasi 'baby boom' ini kan banyak. Kalau ini naik menjadi usia tua, (generasi) yang di bawahnya itu sedikit, itu berbahaya," kata Hasto saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu.
Menurut Hasto, keputusan "childfree" yang memangkas bonus demografi Indonesia akan menyebabkan struktur demografis yang tidak seimbang.
"Kan orang tua sekarang pendidikannya rendah, ekonominya rendah. (Dengan keputusan childfree) Struktur demografisnya tidak imbang," katanya.
Jadi ini agak berat kalau Indonesia seperti itu. "Kalau bonus demografi belum terjadi, terus kita terjadi begitu (childfree), waduh berat," ungkap Hasto.
Menurut Hasto, keputusan 'childfree" di negara-negara maju seperti Jepang berdampak beda dengan keputusan "childfree" di Indonesia.
"Orang Jepang sih yang tua, pendidikannya tinggi, ekonominya maju. Tapi kita (Indonesia) yang tua kan pendidikannya masih rendah," kata Hasto.