Bandung (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN) Wihaji menyebutkan penyuluh KB memiliki peran strategis dalam menjalankan berbagai program prioritas nasional.
"Terutama, dalam upaya percepatan penurunan stunting, penguatan keluarga, hingga pemberdayaan lansia," kata Wihaji dalam Mukernas Ikatan Penyuluh KB Indonesia (IPeKB) yang dihadiri perwakilan penyuluh seluruh Indonesia, di Bandung, Selasa.
Mukernas ini, kata Wihaji, jadi momentum strategis untuk menyatukan langkah dan mendistribusikan program utama yang harus dikerjakan oleh para penyuluh, karena tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak, tetapi harus kolaborasi pentahelix.
Wihaji menekankan dua poin kunci yang harus menjadi fokus kerja para penyuluh di lapangan dalam menyukseskan program pemerintah. Pertama, memastikan distribusi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang merata kepada kelompok rentan, atau disebut sebagai kelompok B3 yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
Ia menekankan bahwa Tim Pendamping Keluarga dan penyuluh KB, harus memastikan layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjangkau kelompok ini secara aktif dan tepat sasaran guna mencegah stunting.
"Penyuluh KB di bawah Kepala Perwakilan BKKBN harus berkoordinasi dengan SPPG di daerah masing-masing. Jangan hanya fokus pada anak sekolah, tapi pastikan kelompok B3 juga terpenuhi gizinya. Ini kunci mencegah stunting sejak hulu," ujarnya.
Poin kedua, adalah implementasi Quick Win dari GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting) hingga program Lansia Berdaya, yang merupakan bentuk nyata keterlibatan keluarga dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia sejak usia dini hingga lansia.
Wihaji mengingatkan bahwa keberhasilan program-program tersebut sangat bergantung pada sinergi antara penyuluh, tim pendamping keluarga, dan pemerintah daerah.
