Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad menilai kondisi penguatan nilai tukar rupiah dapat membawa dampak positif bagi sektor industri dalam negeri karena dapat menurunkan biaya produksi terutama yang menggunakan bahan baku bersumber dari impor.
"Penguatan rupiah akan berdampak pada penurunan biaya produksi. Penurunan biaya produksi terhadap industri yang komponen importnya dominan," kata Kamrussamad dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menurut Kamrussamad, penguatan nilai tukar rupiah saat ini dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi sektor industri dalam negeri.
Ia mengatakan, dengan nilai tukar yang lebih kuat terhadap mata uang asing, biaya impor bahan baku dan peralatan industri dapat ditekan, yang pada gilirannya akan menurunkan biaya produksi bagi produsen dalam negeri. Hal itu dapat meningkatkan daya saing produk-produk lokal di pasar global.
"Sebaliknya, pelemahan rupiah akan menaikkan cost produksi terhadap industri dengan komponen importnya," ucapnya.
Dia menuturkan, nilai tukar (kurs) rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir. Namun, pemerintah tidak boleh lengah karena penguatan rupiah masih bersifat temporal.
"Semua kemungkinan bisa terjadi ke depan. Volatilitas akan terus mewarnai pasar global dan domestik," jelas Kamrussamad.
Dia berharap agar pemerintah melakukan langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sekaligus memanfaatkan potensi penurunan biaya produksi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, Kamrussamad mengusulkan agar pemerintah perlu membuat roadmap produk industri untuk antisipasi jangka panjang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anggota DPR: Rupiah menguat berdampak positif penurunan biaya produksi