"Sudah sejak kemarin air sungai berubah menjadi merah, berbusa dan berminyak, ini sudah sejak lama setiap hari raya kurban ada saja yang membuang darah hewan ke aliran sungai meski sudah dilarang," kata warga warga Gang Merpati, kelurahan Muka, Rustandi (32).
Pihaknya mencatat tahun ini, pencemaran yang terjadi paling parah karena air sungai menjadi sangat merah, sehingga pencemaran air tersebut merugikan warga di sekitar tempat tinggalnya yang biasa memanfaatkan aliran sungai untuk budidaya ikan mas dan nila.
"Tahun lalu kerugian petani ikan mencapai puluhan juta karena ratusan ton ikan mati setelah terkena darah bercampur busa dan minyak, sehingga satu pekan menjelang Idul Adha tahun ini, petani sudah memanen ikan lebih awal menghindari kerugian," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cegah pencemaran limbah hewan kurban, Pemkab Cianjur turunkan tim