Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman mengatakan kerja sama antara Pemprov Jabar dengan Universitas Nottingham (Inggris) untuk meningkatkan kemampuan teknologi elektrifikasi di provinsi itu dalam misi pengurangan emisi karbon.
"Ini tindak lanjut dari penandatanganan MoU Agustus tahun 2023 antara Jawa Barat dengan Notingham University untuk mengurangi emisi karbon. Kerja sama ini untuk meningkatkan kemampuan kapasitas elektrifikasi Jabar dan model bisnis kendaraannya," kata Herman dalam diskusi panel "Towards a Sustainable Future: Driving Global Partnerships for Human Capital Development in Renewable Energy and Green Economy" di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, juga membuka jalan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta sumber daya terkait Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk bagi transportasi massal di Jawa Barat.
"Pemprov Jabar sudah dari lama berupaya untuk meningkatkan kapasitas operator di bidang itu, dan juga selalu mendukung kebijakan pemerintahan pusat untuk EBT, karenanya kami mengupayakan ekonomi hijau," ujarnya.
Pemprov Jabar, lanjut Herman, selalu aktif membangun dan mengkampanyekan EBT, antara lain tenaga matahari, angin, dan air.
"Ini untuk membuat kesinambungan atau menghemat sumber-sumber BBM dari tenaga fosil," katanya.
Kegiatan yang dihadiri perwakilan Kedubes Inggris dan Universitas Nottingham itu juga, kata Herman, mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 56 Tahun 2012 yang mengatur tentang green house untuk mengurangi emisi, yang bertujuan meningkatkan ekonomi hijau dan mendukung peningkatan ekonomi dalam bidang pertanian.
"Juga soal memanajemen persampahan, hal ini mendorong kita untuk selalu mengedukasi para pelaku ekonomi, lingkungan, dan lain,-lain untuk terus mengembangkan hal itu," tuturnya.
"Ini tindak lanjut dari penandatanganan MoU Agustus tahun 2023 antara Jawa Barat dengan Notingham University untuk mengurangi emisi karbon. Kerja sama ini untuk meningkatkan kemampuan kapasitas elektrifikasi Jabar dan model bisnis kendaraannya," kata Herman dalam diskusi panel "Towards a Sustainable Future: Driving Global Partnerships for Human Capital Development in Renewable Energy and Green Economy" di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, juga membuka jalan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta sumber daya terkait Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk bagi transportasi massal di Jawa Barat.
"Pemprov Jabar sudah dari lama berupaya untuk meningkatkan kapasitas operator di bidang itu, dan juga selalu mendukung kebijakan pemerintahan pusat untuk EBT, karenanya kami mengupayakan ekonomi hijau," ujarnya.
Pemprov Jabar, lanjut Herman, selalu aktif membangun dan mengkampanyekan EBT, antara lain tenaga matahari, angin, dan air.
"Ini untuk membuat kesinambungan atau menghemat sumber-sumber BBM dari tenaga fosil," katanya.
Kegiatan yang dihadiri perwakilan Kedubes Inggris dan Universitas Nottingham itu juga, kata Herman, mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 56 Tahun 2012 yang mengatur tentang green house untuk mengurangi emisi, yang bertujuan meningkatkan ekonomi hijau dan mendukung peningkatan ekonomi dalam bidang pertanian.
"Juga soal memanajemen persampahan, hal ini mendorong kita untuk selalu mengedukasi para pelaku ekonomi, lingkungan, dan lain,-lain untuk terus mengembangkan hal itu," tuturnya.