"Kita lihat bagaimana Ummi Oded (Siti Muntamah) sering terjun ke masyarakat, lalu Atalia (Praratya Kamil) yang kuat dengan Jabar Bergeraknya, Nurul Arifin dengan anak mudanya. Lalu sekarang ada lagi calon perempuan lainnya yaitu Yena Iskandar Ma'soem yang merupakan penggiat dunia kesehatan sekaligus entepreneur yang sukses," ujarnya.
Sementara, Koordinator Lingkar Studi Ilmu Politik (LSIP) Amir Sudrajat mengatakan dengan munculnya nama Yena Iskandar Ma'soem juga menjadi menarik lantaran bisa menjadi figur perempuan alternatif dibandingkan dengan nama-nama yang sebelumnya sudah terlalu sering dimunculkan seperti Ummi Oded, Nurul Arifin, dan Atalia Praratya.
"Selain dikenal sebagai politisi yang tangguh, dia juga dikenal sebagai aktivis pendidikan yang berpengaruh, Dia juga dikenal sebagai pengusaha perempuan yang sukses. Pengalamannya yang lengkap dan panjang diberbagai bidang itu bisa mejadi modal besar dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung," kata Amir.
Menurut Amir, Yena yang diketahui mengelola banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang terbilang sukses, juga bisa menjadi representasi di dunia pendidikan dan kesehatan.
Yena juga dinilai berhasil dalam mengelola dunia usaha kesehatan mulai dari pengelolan rumah sakit yang menerima BPJS, berbagai klinik kesehatan, apotek, serta memiliki kapasitas dalam membantu sektor ekonomi kreatif karena pengalamannya sebagai pengusaha.
"Pengalamannya dalam dunia kesehatan, serta kapasitasnya dalam membantu ekonomi kreatif bisa dijadikan bekal dalam kontestasi. Hanya saja kita masih menunggu sejauh apa langkah-langkah Yena yang saya baru dengar akan maju di Piwalkot Bandung. Mudah-mudahan dengan hadirnya Yena, Piwalkot Bandung semakin berkualitas," katanya.
Baca juga: KPU Kota Bandung: Anggaran Pilkada 2024 sudah cair 100 persen
Kepemimpinan perempuan menjadi isu strategis di Pilkada Kota Bandung
Selasa, 4 Juni 2024 16:27 WIB