Trenton, Kanada (ANTARA) - Mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina pada Jumat bersumpah akan mengabaikan pemberitahuan pelanggaran yang dikeluarkan Universitas Toronto Kanada agar mereka berkemas dan meninggalkan lokasi kampus pada Senin pukul 8 pagi, yang kemungkinan akan menyebabkan pertikaian.
Jika para pengunjuk rasa masih ada hingga batas waktu yang ditentukan, petugas universitas mengatakan para pelanggar akan menghadapi "konsekuensi berdasarkan kebijakan universitas dan hukum," menurut pernyataan yang diunggah secara daring oleh kampus.
Para pengunjuk rasa menentang pemberitahuan pelanggaran tersebut.
“Itu adalah ultimatum,” kata penyelenggara perkemahan dan mahasiswa tahun keempat Kalliope Anvar McCall pada konferensi pers Jumat, kata CBC News. “Mereka mencoba memaksa kami untuk menerima persyaratan yang keterlaluan ini dengan mengancam akan mengusir kami pada saat yang bersamaan.”
Mereka yang tetap tinggal dapat menghadapi skorsing lima tahun atau dikeluarkan dari universitas. Puluhan anggota fakultas dan staf yang telah bergabung dengan kelompok pro-Palestina dapat menghadapi “tindakan disipliner hingga dan termasuk pemutusan hubungan kerja,” kata pihak kampus.
Pihak administrasi universitas menolak permintaan pengunjuk rasa untuk mengakhiri kemitraan dengan universitas-universitas Israel dan memutuskan hubungan dengan Israel dan perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari serangan di Gaza.
Namun pihak sekolah menawarkan mahasiswa kesempatan untuk menyampaikan tuntutan mereka pada pertemuan dewan gubernur universitas tanggal 19 Juni.
Perkemahan para pengunjuk rasa dimulai pada 2 Mei di universitas terbesar di Kanada tersebut yang memiliki hampir 62.000 siswa.
Perkemahan juga didirikan di sekolah pasca-sarjana besar Kanada lainnya, termasuk Universitas Ottawa, Universitas British Columbia, dan Universitas McGill.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahasiswa Universitas Toronto pro-Palestina abaikan ancaman kampus