Persib Bandung
"Persib adalah Jawa Barat, Jawa Barat adalah Persib." Ungkapan seperti itu sudah sangat jamak terdengar, karena tidak berlebihan kalau dikatakan nama Persib nyaris tanpa pesaing di Jabar. ini berbeda dengan dua provinsi besar lain di Pulau Jawa, yakni Jawa Tengah plus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Di Jawa Tengah, PSIS mempunyai pesaing dalam diri Persis Solo; Di Yogyakarta, PSIM harus berbagi pendukung dengan PSS Sleman; Di Jawa Timur selalu terjadi persaingan antara Persebaya Surabaya dengan Arema Malang.
Jika ditepikan diskusi mengenai tahun lahir Persib, entah 1919 atau 1933, Maung Bandung tetap merupakan klub tertua di antara keempat semifinalis. Mereka bahkan tercatat sebagai salah satu klub pendiri PSSI.
Bukan hanya mentereng karena nama besar dan popularitas, Persib juga beberapa kali menguasai singgasana tertinggi sepak bola nasional.
Diawali dengan menjuarai Kompetisi Perserikatan pada 1937, yang oleh sebagian orang dinilai sebagai gelar juara pertama Persib. Klub yang identik dengan warna biru ini kemudian menjadi juara perserikatan pada 1961, 1986, 1990, dan 1994.
Saat PSSI melakukan penggabungan kompetisi Galatama dan perserikatan, Persib juga keluar sebagai juara edisi pertama Liga Indonesia yakni musim 1994/1995. Pencapaian itu semakin menarik perhatian publik sepak bola, karena Persib menjadi juara dengan mengandalkan para pemain lokal tanpa satu pun pemain asing.
Setelah prestasi pada 1995 itu, Persib harus puasa cukup lama untuk dapat kembali mengangkat trofi. Mereka akhirnya buka puasa pada 2014 setelah menaklukkan Persipura Jayapura dengan kemenangan adu penalti 5-3 di final.
Gemilang kejayaan pada 2014 gagal dipertahankan Persib pada musim-musim berikutnya. Dengan mengabaikan kompetisi musim 2015 yang dihentikan karena pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga serta musim 2020 yang dihentikan karena pandemi COVID-19, Persib dapat disebut baru pada musim lalu dapat kembali bersaing di papan atas yakni mengakhiri musim di posisi kedua.