Borneo FC
Borneo FC memiliki irisan sejarah dengan Bali United. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Bali United dulu bernama Putra Samarinda (Pusam).
Diakuisisinya Pusam oleh Bali United yang berujung pada pemindahan markas klub ke Bali, membuat kota Samarinda tidak lagi memiliki perwakilan di kancah sepak bola papan atas nasional. Hal itu disikapi oleh salah seorang penggemar berat Pusam, Nabil Husein, dengan membentuk Borneo FC.
Borneo FC dibentuk dengan mengakuisisi tim asal Madura, Perseba Bangkalan, pada 2014. Perseba sendiri saat ini didaftarkan kembali oleh Asosiasi Provinsi PSSI Bangkalan untuk dapat berkompetisi di Liga 3 Jawa Timur.
Di kancah liga, Borneo yang masih berusia muda belum pernah menjadi juara. Pencapaian terbaik Borneo di sepak bola nasional adalah menjuarai Piala Presiden pada 2017 dan 2022.
Meski demikian, Borneo memperlihatkan tren menanjak selama berkiprah di Liga Indonesia. Setelah menutup musim 2017 dengan menghuni posisi kedelapan, mereka menjalani musim 2018 dan 2019 dengan berada di posisi ketujuh.
Selanjutnya, saat Liga Indonesia memainkan musim 2021/2022, Borneo menutup musim dengan berada di posisi keenam, dan pada musim lalu, 2023/2024, mereka kembali menanjak dengan berada di posisi keempat.
Borneo begitu digdaya pada musim ini, mereka memenangi musim reguler dengan koleksi 70 poin, unggul delapan poin atas tim posisi kedua Persib. Seandainya tangan dingin Pieter Huistra dapat kembali memperlihatkan keajaibannya, mungkin saja Liga 1 akan kembali memiliki juara baru pada musim ini.
Madura United
Secara resmi, Madura United baru lahir pada 2016 silam, atau merupakan klub termuda di antara empat tim peserta Championship Series lainnya.
Walau demikian, Madura United sebenarnya bukan wajah yang benar-benar baru di konstelasi sepak bola papan atas Indonesia. Madura merupakan hasil akuisisi klub mantan raksasa Galatama, Pelita Jaya.