Pertama, sebelum kelahiran pada ibu hamil, pastikan ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah, juga memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal enam kali serta mendapatkan protein hewani seperti telur, daging, ikan, dan susu.
Kemudian yang kedua, setelah kelahiran, sasarannya adalah balita 0-6 bulan untuk dipastikan mendapatkan ASI eksklusif.
Balita 7-24 bulan supaya dipastikan selain mendapatkan asi, juga menerima Makanan Pendamping ASI (MP ASI), dan protein hewani.
"Saya kira sederhana saja, tetapi yang menjadi sulit adalah eksekusinya, dan itu butuh komitmen dari pemprov, pemkab/pemkot. Ayo kita bareng-bareng eksekusi," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Herman, penanganan untuk masalah kemiskinan ekstrem dan stunting di Jabar secara signifikan, harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir, yakni dari remaja, pasangan usia subur/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
"Entaskan kemiskinan, wujudkan zero new stunting. Insyaallah, angka kemiskinan dan stunting di Jabar akan menurun. Sekali lagi angka Jawa Barat adalah agregasi kabupaten dan kota. Oleh karena itu bersama-sama, kuncinya adalah sinergi, kolaborasi atau dalam bahasa Sunda adalah sabilulungan karena Jabar bukan Superman, tetapi membutuhkan supertim," tuturnya menambahkan.