Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memperbaiki jalan kabupaten yang rusak, mulai dari utara hingga selatan pada 2024 secara bertahap dengan skala prioritas jalan menuju obyek wisata yang dapat menjadi andalan guna meningkatkan perekonomian warga.
Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur Senin, mengatakan pihaknya sudah menargetkan 1.000 kilometer jalan beton akan dibangun selama dia menjabat di seluruh wilayah Cianjur termasuk di wilayah selatan yang masih banyak jalan rusak.
"Semua akan dibangun secara bertahap karena terbatasnya anggaran sejak dua tahun terakhir, namun tahun ini kami akan fokus membangun jalan kabupaten yang rusak mulai dari utara hingga selatan," katanya.
Bahkan ungkap dia dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2024, pihaknya tetap menitik beratkan pembangunan infrastruktur yang laik dengan kualitas baik di seluruh wilayah Cianjur, guna meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang masih rendah.
Seiring dibangun-nya infrastruktur di seluruh wilayah Cianjur, dapat meningkatkan sektor perekonomian, pendidikan dan kesehatan, di mana warga tidak perlu waktu lama untuk sampai ke pusat kota atau kecamatan dan guna mendapatkan pelayan kesehatan serta pendidikan.
"Kami minta warga untuk bersabar karena semua wilayah akan mendapat perbaikan dan pembangunan jalan, terbatasnya anggaran dan tingginya biaya perbaikan dan pembangunan jalan membuat skala prioritas diterapkan," katanya.
Sementara jalan kabupaten sepanjang 9 kilometer penghubung antar desa dan kecamatan di Cinerang-Sukamulya, Kecamatan Naringgul, dalam kondisi rusak parah sehingga warga terutama pemilik kendaraan sulit untuk melintas karena saat hujan berlumpur.Rusaknya jalan tersebut, membuat warga membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai ke pusat kecamatan atau mencapai jalan nasional yang hanya berjarak 12 kilometer atau sebaliknya saat hendak pulang ke rumah.
"Harapan kami pemerintah kabupaten dapat segera memperbaiki jalan rusak agar IPM di wilayah kami dapat meningkat, terutama perekonomian warga karena hasil bumi dan kerajinan tangan warga sulit dijual ke kota karena biaya transportasi mahal," kata Kepala Desa Cinerang, Wandi.