Telaah - Semangat Bandung tetap relevan sampai kini
Oleh Jafar M Sidik Kamis, 18 April 2024 6:39 WIB
Jadi fondasi
Hal itu kemudian menjadi fondasi untuk sistem baru di antara negara-negara berkembang yang disebut dengan Kerjasama Selatan-Selatan.
Kerjasama antar-"Global South" ini diupayakan untuk memastikan negara-negara berkembang lepas dari ketergantungan kepada hubungan ekonomi Utara-Selatan yang tidak seimbang.
Banyak hal yang belum tercapai dari Semangat Bandung 1955, tapi ide-ide besar mengenai perjuangan melawan eksploitasi dari mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah, tetap hidup sampai kini.
Ambruknya Uni Soviet dan kemudian berakhirnya Perang Dingin memang membuat gerakan Asia-Afrika agak kehilangan konteks dan relevansinya, seperti juga yang dihadapi oleh Gerakan Non Blok.
Hanya saja, jika dicerna dan diamati lebih dalam lagi, semangat anti-imperialisme dan anti-kolonialisme yang dihidupkan dalam Konferensi Asia Afrika, tetap menyala, bahkan dalam bentuk yang lebih kritis dan kuat.
Salah satu contohnya adalah prakarsa berani nan revolusioner dari Dunia Ketiga, yang diwakili Afrika Selatan, dalam memperkarakan Israel di Mahkamah Internasional atas genosida di Jalur Gaza.
Mahkamah Internasional menjadi salah satu lambang dari sistem yang di antaranya dibentuk oleh bagian dunia yang pernah menjajah Dunia Ketiga. Dan bagian dunia itu pula yang paling gigih membela Israel, ketika Asia-Afrika pada 1955 sudah menyatakan dukungan penuhnya kepada Palestina atas tanah airnya yang diduduki Israel.
Dunia Ketiga juga menjadi sponsor untuk aksi global lebih keras terhadap Israel, di berbagai forum global, termasuk PBB.
Itu hanya salah satu contoh bahwa komunikasi dan kerja sama antara negara-negara Dunia Ketiga tetap kuat.
Tahun depan, tepat 70 tahun usia KAA 1955, Indonesia dan Dunia Ketiga, perlu bertemu lagi guna memberi pesan kepada semesta bahwa Semangat Bandung abadi terawat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Semangat Bandung (KAA) yang tetap relevan