Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan kampanye kepada masyarakat untuk menumbuhkan budaya pengelolaan sampah secara mandiri guna merealisasi predikat kota nol sampah saat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024 .
“Kami terus menggeser pola pikir masyarakat menjadi budaya berkelanjutan bahwa di Kota Bandung penanganan sampah dapat diselesaikan secara mandiri di level kewilayahan,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna di Bandung, Rabu.
Ia mengungkapkan Kota Bandung telah dua kali mendapat peringatan untuk mulai membenahi pola penanganan sampah. Pertama pada tahun 2005, saat terjadi peristiwa bencana di TPA Leuwigajah yang berdampak sangat besar.
Selanjutnya terjadi masa darurat sampah, akibat peristiwa terbakarnya TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Menurut Ema, dua peristiwa ini telah menjadi refleksi sekaligus stimulan agar Kota Bandung mulai berbenah soal penanganan sampah.
“Saya yakin, pada momentum HPSN 2024 ini semua pihak akan terbawa aura positif sama-sama menghadirkan Bandung sebagai kota nol sampah. Banyak hal yang perlu dibenahi di Kota Bandung, tetapi kami rasa semua bertahap,” kata Ema.
Lebih lanjut, ia juga menekankan kepada masyarakat untuk mampu mengelola sampah selesai dari sumber, karena Kota Bandung tidak bisa terus menerus mengandalkan TPA Sarimukti sebagai solusi dalam penanganan sampah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menyebut, HPSN 2024 sebagai tahapan baru pascadarurat sampah.
Dia menyampaikan bahwa setelah masa darurat dan seterusnya, Kota Bandung berkomitmen mengaplikasikan pengolahan dan pengelolaan sampah tanpa bergantung kepada tempat pembuangan akhir.
“Dengan partisipasi aktif dari semua pihak, mari wujudkan Bandung sebagai kota bebas sampah,” kata Dudy.