Antarajawabarat.com,30/7 - Para perajin rajut di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, usaha kerajinan berbahan benang tersebut terancam gulung tikar akibat sepi pesanan.
"Perajin rajut di Kabupaten Bandung terancam gulung tikar karena hasil busana kerajinan mereka semakin kurang diminati konsumen, akibatnya sepi pesanan," kata Wawan salah seorang perajin rajut di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Rabu.
Ia mengatakan, busana rajut seperti kaos "Sweater" semakin kurang diminati oleh konsumen, padahal sebelumnya omzet penjualan cukup menjanjikan hingga tembus pasar ekspor Afrika, Timur Tengah.
Kendala perajin rajut harga benang tidak sebanding dengan hasil busana, kata dia, selain itu persaingan busana di Bandung cukup ketat, kini jenis rajut sepi pembeli.
Desain dan model busana rajut terus dikembangkan para perajin Majalaya, tetapi mereka tidak mampu bersaing dengan pakaian murah, sehingga terpaksa berhenti produksi.
Kini mesin rajut yang dulu mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal, kata dia, menjadi barang rongsokan karena harga bahan baku yakni benang rajut cukup tinggi, sedangkan pesanan berkurang.
Dede perajin rajut lain mengaku, sudah dua tahun berhenti produksi karena harga bahan baku benang rajut cukup tinggi, sedangkan pesanan busana "Sweater" terus berkurang.
Ratusan perajin rajut berhenti produksi mereka beralih mencari penghasilan lain, kata dia, padahal usaha kerajinan lokal tersebut mampu serap tenaga kerja maksimal karena dikerjakan manual.***3***
Enjang S