Katalis hydrotreating yang dikembangkan itu juga, dapat digunakan untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bio-kerosene (bahan baku avtur), dan berhasil diproduksi bioavtur J2.4 (campuran 2.4 persen bio-kerosene dalam avtur fosil) yang kini telah melalui proses uji statis bahkan uji terbang menggunakan pesawat CN235 Bandung-Jakarta-Bandung.
"Dan uji terbang juga dilakukan dengan pesawat komersial jenis Boeing 737-800 yang terbang dari Jakarta ke Solo, dan kembali ke Jakarta, uji untuk konfirmasi proses produksi dan kualitas bioavtur ini berhasil dengan baik," ujar Melia.
Anggota Tim Pengembang Katalis PRK ITB lainnya, IGBN Makertiharta, mengungkapkan bahwa masih banyak kegiatan dan usaha yang harus dikerjakan agar teknologi katalisis dan proses produksi bahan bakar nabati dari sawit ini dapat diterima dan dikembangkan hingga skala komersial dan diterima oleh masyarakat Indonesia hingga memiliki keekonomian lebih layak.
Namun menurutnya ini potensi besar bagi Indonesia menjadi penghasil bahan bakar nabati mengingat Indonesia adalah produsen minyak nabati terbesar di dunia.
"Dan rumah bagi banyak sekali sumber daya alam minyak nabati, misalnya kelapa, nyamplung, kemiri sunan, malapari, biji karet, biji kapok, dan lain sebagainya, termasuk minyak jelantah," kata Hari.
Tetapi, tambahnya, usaha pengembangan dan hilirisasi hasil penelitian dalam bidang katalis untuk proses produksi bahan bakar nabati ini, harus pula disertai dengan kegiatan-kegiatan lain terkait dengan studi keberterimaan produk, studi pasar, diskusi dan premis tentang kebijakan yang berpihak pada petani dan produk bahan bakar nabati.
"Termasuk studi life cycle analysis, dan lain sebagainya. Artinya keberpihakan pemerintah untuk pemanfaatan sawit sebagai bahan baku bahan bakar nabati mutlak diperlukan," tuturnya.
Baca juga: Solusi atasi polusi udara di Jakarta menurut Guru Besar ITB
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ITB tegaskan Indonesia butuh produksi katalis sendiri
ITB: Indonesia butuh produksi katalis sendiri
Kamis, 1 Februari 2024 5:36 WIB