Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa hingga 26 Desember 2023, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp255,8 triliun yang diberikan kepada 4,57 juta debitur.
Saat memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM secara virtual, Airlangga menilai penyaluran tersebut diikuti dengan tingkat rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) yang terjaga di level 2,03 persen. Angka itu dibawah rata-rata NPL gross nasional sebesar 2,42 persen.
“Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk terus memperluas akses pembiayaan formal bagi UMKM, program KUR bertransformasi menjadi pintu masuk UMKM dalam ekosistem keuangan formal,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Ia menilai kualitas penyaluran KUR turut meningkat, yang mana per 31 Agustus 2023, porsi debitur KUR baru meningkat menjadi 70 persen dari total debitur KUR tahun 2023. Kemudian sebanyak 53 persen debitur KUR di tahun 2023 merupakan debitur yang naik kelas pembiayaan atau yang disebut sebagai debitur graduasi.
“Kombinasi antara program KUR, Kredit Usaha Alsintan dan Kartu Tani dapat meringankan beban petani kita dalam memenuhi kebutuhan modal produksi pertanian, oleh karena itu semua pihak perlu mendukung dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan debitur KUR yang bergraduasi, sejak tahun 2023 pemerintah telah menerapkan suku bunga atau marjin berjenjang bagi debitur KUR berulang.
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Tahun 2024. Salah satu kebijakan yang siap diimplementasikan adalah akses KUR Mikro berulang untuk petani dengan luas lahan olahan terbatas yakni paling banyak 20.000 m2.
Insentif kepada petani kecil penerima KUR itu diberikan dengan pemberian pengecualian dari ketentuan pembatasan akses KUR Mikro dengan plafon KUR Rp10 juta sampai dengan Rp100 juta, serta pengenaan suku bunga atau marjin KUR Mikro yang tetap sebesar 6 persen.
Hal tersebut, menurut Airlangga diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dengan membantu memberikan akses pembiayaan murah sehingga tidak membebani mereka dalam penyiapan modal kerja untuk dapat berproduksi.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan KUR yang tetap menjaga efisiensi fiskal pemerintah, maka pada tahun 2024 akan ditambahkan ketentuan terkait kewajiban penyampaian laporan realisasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) KUR setiap bulan oleh Penyalur KUR. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan sebagai bahan analisis SBDK KUR pada periode selanjutnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hingga 26 Desember 2023 penyaluran KUR mencapai Rp255,8 triliun
Hingga 26 Desember 2023 penyaluran KUR capai Rp255,8 triliun
Jumat, 29 Desember 2023 16:07 WIB