"Tapi itu juga tidak menunjukan satu peningkatan yang signifikan. Jadi kalau kita lihat kasus yang terakhir itu sempat kosong di bulan Agustus (2023), bulan Juli itu tidak ada kasus lagi hanya sisa dari bulan Juni yang dirawat. Lalu dua bulan hampir tidak ada kasus, hanya ada satu waktu itu dari pemeriksaan karena kalau dari kami di RSHS melakukan screening ya untuk pasien-pasien yang akan menjalani operasi. Itu ada satu waktu tapi ringan dan kemudian pulang di Bulan Agustus, sedang pasien lain tidak ada sampai September 2023," katanya.
Terkait varian COVID-19 teranyar, Jovita memastikan semua pasien COVID-19 yang pernah dirawat di RSHS tidak pernah menunjukan adanya varian di luar Omicron.
Baca juga: RSHS Bandung: Penanganan satu pasien cacar monyet belum perlu antivirus
"Jadi kalau kita lihat terakhir itu kita tahu varian Omicron mulai munculkan di akhir tahun 2021 lalu full/penuh di tahun 2022 dan sampai 2023. Nah itu kasusnya masih dengan Omicron, dan juga dalam tahun 2022 kami melihat kasus-kasus Omicron itu paling banyak," katanya.
Kemudian, terkait dengan pasien COVID-19 yang meninggal, Jovita mengatakan pasien tersebut tidak hanya menderita penyakit COVID-19, melainkan juga terdapat penyakit berat lainnya sehingga membuat pasien tidak tertolong.
"Memang ada di bulan November kemarin pasien meninggal, tapi itu karena ada komplikasi lain. Sebenarnya kalau kami lihat dari perjalanan COVID dan derajat Covidnya sebenarnya tidak berat, jadi yang berat adalah adanya infeksi lain, infeksi TB dan infeksi lain yang kemudian membuat pasien menjadi tidak tertolong," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RSHS tetap sediakan ruangan khusus untuk pasien COVID-19
RSHS masih tetap sediakan ruangan khusus untuk pasien COVID-19
Jumat, 15 Desember 2023 15:06 WIB