Kota Bandung (ANTARA) - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan bahwa satu pasien terkonfirmasi kasus cacar monyet yang saat ini masih menjalani perawatan dalam kondisi stabil dan tidak memerlukan antivirus.
“Kasus yang kami tangani saat ini, kami tidak memberikan obat antivirus, karena kami melihat kondisinya stabil, dengan lesi ada, cukup banyak juga, tapi tidak masuk, kami lihat tidak masuk kriteria yang berat,” kata Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS, dr. Yovita Hartantri di Bandung, Selasa.
Yovita mengatakan saat pasien tersebut datang ke RSHS dengan kondisi yang stabil dan setelah melakukan berbagai pemeriksaan tidak ditemukan kerusakan pada organ jantung maupun liver.
“Jadi, kami bersama dengan dokter penyakit kulit dan kelamin, menangani kasusnya hanya memberikan obat-obat topikal dan obat-obat sintomatik,” kata dia.
Ia mengatakan penderita cacar monyet baru bisa dianggap dalam kondisi berat dan dapat diberikan antivirus apabila pada tubuhnya terdapat banyak lesi serta mengalami gejala lain yang merusak organ tubuh.
“Untuk antivirus hanya diperlukan pada mereka yang dalam kondisi berat, itu mungkin diperlukan. Walaupun memang saat ini obat antivirus juga belum tersedia di rumah sakit kami,” katanya.
Penderita lain yang juga dapat diberikan antivirus adalah mereka yang lokasi lesinya berada di tempat rentan, seperti di sekitar mata yang dapat menimbulkan kebutaan dan di tenggorokan yang bisa menutup jalan napas.
Ia menambahkan satu pasien cacar monyet tersebut sudah terdeteksi pada Selasa (24/10), lalu dilakukan sejumlah rangkaian tes pemeriksaan di laboratorium dan hasilnya dinyatakan positif terpapar cacar monyet pada Jumat (27/10).