Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meningkatkan pengawasan dan pelayanan kesehatan ke rumah warga hingga ke pelosok sebagai upaya mencegah merebak berbagai penyakit menular, termasuk cacar monyet atau MonkeyPox.
Kepala Dinkes Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Selasa, mengatakan meskipun hingga saat ini belum ditemukan adanya warga setempat yang terpapar cacar monyet, hal itu tetap harus diwaspadai. Sejumlah daerah di Indonesia mencatat temuan kasus tersebut.
"Kewaspadaan harus ditingkatkan termasuk pencegahannya seperti menghindari kerumunan atau keramaian tetap menggunakan alat pelindung diri saat melakukan aktivitas di luar rumah atau luar kota," katanya.
Dia menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit yang mudah menular sehingga saat berada di pusat keramaian berpotensi terjadinya penularan karena kemungkinan terjadi kontak fisik dengan penderita, menyentuh atau memakai alat yang sebelumnya dipakai penderita.
Penderita cacar monyet mirip dengan cacar air, tetapi ruam pada kasus cacar monyet lebih besar dan dapat meluas ke lapisan kulit yang lebih dalam, sehingga meninggalkan bekas luka dengan gejala sakit kepala, sakit pinggang, nyeri otot, kelelahan, dan pembesaran kelenjar getah bening di leher.
"Cacar monyet bersifat self-limited atau bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan tergantung dari ketahanan dan imunitas tubuh setiap orang, penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu," katanya.
Untuk mencegah penyakit cacar monyet, kata dia, dapat dilakukan dengan cara pencegahan utama, seperti menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet, tupai, dan tikus, serta orang yang sedang terinfeksi cacar monyet.