Bandung (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Marsudijono mengungkapkan rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jabar mengalami peningkatan 0,74 persen pada periode 2020-2023.
Dijelaskan oleh Marsudijono, di Bandung, Jumat, IPM Jabar tahun 2023 mampu menghasilkan angka indeks 74,24, bila dibanding 2022 mengalami peningkatan 0,83 persen dari 76,63.
IPM Jawa Barat tahun 2022 jika dibandingkan 2021 mengalami peningkatan 0,92 persen dari 72,96. Sementara IPM 2021 mengalami peningkatan 0,48 persen dibanding 2020 dari angka indeks 72,61.
"Selama periode 2020–2023, IPM Jawa Barat rata-rata meningkat sebesar 0,74 persen per tahun, dari 72,61 pada tahun 2020 menjadi 74,24 pada tahun 2023. Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya IPM Jabar lebih baik dan dijaga dengan program-program supaya kita stabilkan dan progresnya kita tingkatkan," ucapnya.
IPM yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan manusia ini, dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Untuk dimensi umur panjang pada tahun 2023, kata Marsudijono, umur harapan hidup (UHH) saat lahir di Jabar adalah 74,91 tahun, meningkat sebesar 0,26 tahun (0,35 persen) jika dibandingkan tahun 2022. Peningkatan ini lebih besar dari rata-rata pertumbuhan UHH 2020-2022 (0,31 persen per tahun).
Kemudian, untuk dimensi pengetahuan, lanjut dia, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas di Jabar, adalah 8,83 tahun, meningkat 0,05 tahun (0,57 persen) dibandingkan tahun 2022.
Sementara, harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia tujuh tahun ke atas di Jabar pada level 12,68 tahun, meningkat 0,06 tahun (0,48 persen) dibandingkan tahun 2022.
Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun selama periode 2020-2023, di mana HLS Jawa Barat rata-rata meningkat sebesar 0,48 persen per tahun, sementara RLS Jawa Barat rata-rata meningkat 1,08 persen per tahun.