Cianjur (ANTARA) - Masih rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendorong pemkab setempat fokus menggenjot tiga capaian bidang yang masih rendah, yakni kesehatan, pendidikan, dan daya beli.
Caranya dengan menyiapkan berbagai program, yakni membangun infrastruktur kesehatan, pendidikan, serta sarana dan prasarana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selama beberapa tahun terakhir IPM Cianjur bertahan di peringkat terendah dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Meski setiap tahunnya mengalami kenaikan namun belum dapat naik kelas karena kota/kabupaten lainnya di Jabar terus berbenah sehingga IPM mereka meningkat.
Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun mencatat 2018 IPM Cianjur berada pada angka 64,62, lalu pada tahun 2019 sedikit naik menjadi 65,38, sedangkan pada tahun 2020 malah turun 0,02 menjadi 65,36. Pada tahun 2021, IPM Cianjur sedikit membaik menjadi 65,56 poin.
Dibandingkan dengan kabupaten lain, Cianjur masih berada di posisi terendah, termasuk dengan Kabupaten Tasikmalaya dengan IPM 65,90 dan Kabupaten Garut pada 66.45 poin. Untuk mendongkrak IPM, Pemkab Cianjur bertekad melakukan percepatan pembangunan tiga sektor tersebut agar tidak tertinggal dari daerah lain.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di sejumlah kecamatan termasuk mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ditunjang dengan anggaran dari pemerintah daerah sebesar 20 persen yang diambil dari APBD setiap tahunnya, menjadi upaya dalam memberikan pelayanan lama sekolah untuk warga.
PKBM yang dibangun saat ini mencapai ratusan jumlahnya dengan menyediakan pendidikan Paket A, B, dan C, yang setara dengan SD, SMP, dan SMA. Warga yang selama ini hanya mengenyam pendidikan di pondok pesantren yang tidak memiliki kurikulum umum dapat menjalani pendidikan kembali di PKBM.