Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Din Syamsudin mengemukakan bahwa warga Muhammadiyah menggunakan hati nurani dan akal budi dalam memilih pemimpin.
"Warga Muhammadiyah akan memilih capres-cawapres melalui hati nurani dan akal budi, dengan melihat rekam jejak, watak, kepribadian, dan pelaksanaan ibadah atau ketaatan beragama para calon," kata Din dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Din mengapresiasi upaya Muhammadiyah menyelenggarakan dialog publik dengan menghadirkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan mengikuti pemilihan umum pada tahun 2024.
Melalui dialog publik calon presiden dan calon wakil presiden yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah di Jakarta, Surakarta, dan Surabaya, ia mengatakan, warga bisa mengetahui pikiran dan gagasan dari para calon pemimpin negara.
Ia hanya sedikit menyayangkan karena hanya ada satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang hadir dalam acara dialog publik di masing-masing universitas.
"Akan lebih baik jika dialog publik itu menampilkan ketiga paslon secara bersamaan, sehingga akan kelihatan perbedaan pikiran, cara menjawab, sekaligus watak atau kepribadian masing-masing. Dengan cara demikian akan dapat diketahui siapa calon yang tenang, rasional, emosional, bahkan temperamental," ia menjelaskan
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan kepada calon presiden dan calon wakil presiden agar mendengarkan pula masukan dari kaum Muslim.
"Dengarkan lah kami, karena yang kami suarakan itu betul-betul demi kepentingan bangsa dan negara, jangan sampai kedap suara," kata dia.
Warga Muhammadiyah pilih pemimpin dengan hati dan akal
Jumat, 24 November 2023 13:32 WIB