Antarajawabarat.com,18/2 - Dinas Perhubungan Jawa Barat akan memprioritaskan reaktivasi jalur rel kereta api Rancaekek-anjusari yang memiliki panjang sekitar 10,8 kilometer pada 2014.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik di Bandung, Selasa, mengatakan rel itu akan terus dilanjutkan hingga Kabupaten Sumedang dan Majalengka.
"Soal itu sudah tercantum di Tatrawil atau tata transportasi wilayah. Rencana induk perkeretaapian dan RPJMD. Untuk rel Rancaekek-Tanjungsari ini diperlukan pembangunan lagi untuk meneruskan sisanya karena harus melayani pengangkutan moda hingga bandara di Kertajati," katanya.
Menurut dia, terkait rencana untuk mengaktifkan kembali jalur rel kereta api itu maka dibutuhkan uji kelayakan (feasibility study), kemudian detail engineering design (DED) dan pembebasan lahan.
"Perjanjian kerja sama ini telah diteken oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemerintah pusat, dan PT KAI bulan Januari lalu," katanya.
Untuk reaktivasi jalur lama, menurutnya, terdapat beberapa kendala seperti pengalihfungsian rel oleh warga setempat.
"Sudah dilakukan sosialisasi, ada beberapa lahan yang alih fungsi terutama milik PT KAI. Jalur-jalur berubah jadi rumah, warung, banyak kita lagi data semua," kata dia.
Menurut dia, setelah didata maka PT KAI akan menertibkan penyerobotan lahan tersebut.
Selain itu, pihaknya akan menyelesaikan DED termasuk bagi jembatan rel yang melintas di Jatinangor Sumedang.
"Jembatan yang di Jatinangor sekarang jadi jalan motor, harus didesain ulang supaya tidak ambruk," katanya.
Jika jembatan tidak memungkinkan digunakan kembali, ia mengaku akan pertimbangkan pengubahan titik trase.
Pihaknya menargetkan, 2018 bisa dilaksanakan reaktivasi, sementara 2016-2017 proses pembangunan rel dilangsungkan.
Menurut dia, untuk tahap perencanaan, FS dan pembuatan DED jalur rel kereta api Rancaekek-Tanjungsari ini, dianggarkan sekitar Rp1 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2014.***2***
Ajat S