Dengan fenomena tersebut, dibutuhkan langkah-langkah yang bisa mengubah pola pikir yang membalikkan citra petani sebagai profesi mulia seperti halnya di Jepang, misalnya. Salah satu caranya yakni dengan mengubah kultur si penyandang stigma itu menjadi manusia maju dan modern.
Mengubah pola pikir
Dalam perkembangan informasi sangat masif saat ini, digitalisasi menjadi kunci sakti untuk menjawab banyak persoalan, termasuk di sektor pertanian untuk membantu petani dalam meningkatkan produktivitas, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Program Desa Digital yang bertujuan memberdayakan masyarakat desa melalui penggunaan teknologi, akhirnya masuk ke desa-desa di Jawa Barat, tak terkecuali di bidang pertanian.
Bermula dari 2019, dengan menggandeng mitra Habibi Garden, desa digital tematik pertanian yang menggunakan teknologi Internet of Thing (IoT) dalam menjawab berbagai tantangan pertanian, diimplementasikan di 22 desa di seluruh Jawa Barat sampai dengan tahun 2022.
Berdasarkan data Jabar Digital Service (JDS) Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, dengan teknologi yang diimplementasikan di desa digital tematik pertanian, rata-rata meningkatkan produksi pertanian 55,3 persen, peningkatan profit sebanyak 31,1 persen, pengurangan penggunaan pupuk 25,9 persen, serta mengurangi biaya pemupukan sampai 24,3 persen.
"Jadi memang ini sangat bermanfaat bagi petani dari berbagai segi, kemudian dengan teknologi ini juga bisa jadi mengubah kultur dari pertanian tradisional menjadi berbasis teknologi, yang akhirnya diakui petani yaitu mengubah kultur dan mungkin bisa mencetak petani baru karena teknologi yang ada," kata Senior Project Officer UPTD PLDDIG/JDS Diskominfo Jabar Rizi Advista Permana.
Dalam penerapannya, teknologi Habibi Garden membutuhkan investasi berupa alat IoT termasuk sensor dan selang irigasi tetes yang dipasang di bedengan pertanian. Teknologi yang menggunakan digital farming atau pertanian presisi berbasis IoT itu membantu petani mengetahui kebutuhan air dan kadar mineral dari tanah garapannya melalui ponsel yang dimiliki.
Satu alat tersebut bisa digunakan untuk lahan seluas 2 hektare.
Kemudian, petani bisa menyesuaikan jadwal penyiraman dan pemupukan secara periodik atau melakukan penyiraman serta pemupukan dalam satu waktu tertentu jika dibutuhkan, dari jarak jauh dengan ponsel yang dimiliki.
CEO Habibi Garden Irsan Rajamin mengatakan alat yang saat ini sudah digunakan oleh hampir 250 petani di Medan, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, sampai Maluku tersebut, bertujuan untuk mengefisienkan budi daya pertanian, mulai dari biaya yang dikeluarkan, waktu, dan sampai meningkatkan hasil panen hingga 200 persen.
Dengan demikian, petani-petani, termasuk yang muda, lebih nyaman dalam berbudi daya tanaman.
Sampai saat ini telah ada 25 persen yang menggunakan teknologi tersebut dan mereka adalah petani berusia di bawah 35 tahun.
Kisah sukses
Dari 22 desa di Jawa Barat yang telah menggunakan teknologi itu, kisah sukses datang dari Koperasi Agronative di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, dengan sosok Ade Rukmana di belakangnya.
Mulai berkecimpung di dunia pertanian sejak tahun 2013, yang diwarnai dengan kegagalan berkali-kali sampai lahannya berkurang dari 1,5 hektare sampai tersisa 1.250 meter persegi, petani berusia 38 tahun dari Desa Cibodas, Kabupaten Bandung Barat, tersebut mulai bersentuhan dengan teknologi sekitar tahun 2020.
Pada saat itu, kebetulan ia sedang banyak kegiatan di luar kota dan lahan tidak terurus. Penyiraman dan pemupukan juga tidak lagi dilakukan karena sudah tidak sanggup membayar orang untuk melakukannya.
Lalu datanglah teknologi IoT ini.
Mulai mencoba dengan mengimplementasikan teknologi IoT pada lahannya di Cibodas dengan model pertanian rumah hijau (green house) seluas 750 meter persegi dan sisanya pada model lahan terbuka, Ade mulai merasakan manfaatnya dengan peningkatan produksi 40-60 persen, pengurangan biaya tenaga kerja, serta mendapatkan efisiensi waktu.
Spektrum - Pertanian pintar jadi solusi jitu atasi krisis petani
Oleh Ricky Prayoga Jumat, 20 Oktober 2023 5:30 WIB