Bandung (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta pada para penjabat bupati dan wali kota yang baru dilantik serta para pemimpin daerah lainnya di Jawa Barat, untuk fokus pada beberapa hal mulai dari tahun politik 2024 sampai dengan persoalan sampah.
Pasalnya, kata Bey di dalam acara pelantikan di Gedung Sate, Bandung, Rabu, para penjabat tersebut adalah pelaksana urusan pemerintahan sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan di wilayahnya masing-masing.
"Sehingga tentunya harapan masyarakat sangat tertumpu pada saudara-saudara semuanya, untuk memberikan harapan yang lebih baik lagi dari saudara-saudara untuk menyelesaikan semua persoalan yang akan dihadapi," ucap Bey Machmudin.
Para penjabat bupati dan wali kota yang dilantik hari ini bersama para kepala daerah di Jabar yang tengah menjabat, kata Bey, akan menghadapi tugas besar dalam pesta demokrasi di tahun 2024 sebagai tahun politik.
"Saudara-saudara semua harus dapat menjamin bahwa Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman, lancar dan damai, baik pemilihan legislatif, pemilihan presiden, maupun pemilihan kepala daerah serentak serta pastikan netralitas dari ASN TNI dan Polri," kata Bey.
Selanjutnya, kata Bey, para kepala daerah juga harus memberikan perhatian terkait gizi buruk (stunting), karena meskipun angka preferensi stunting rata-rata di Jawa Barat sudah jauh lebih baik dan di bawah rata-rata nasional kita masih berada di posisi 13 secara nasional, serta ada target yang belum tercapai di beberapa daerah untuk menuju zero stunting di tahun 2023.
"Kemudian juga tugas-tugas mengendalikan inflasi mengenai harga kebutuhan pokok dan juga adanya ancaman kekeringan yang melanda beberapa daerah, dan kita harus juga menjamin kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi dan dapat diakses dengan mudah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial menjelang pemilu," ucapnya.
Lebih lanjut, Bey mengingatkan para penjabat bupati dan wali kota yang baru dilantik untuk sering turun ke lapangan demi memastikan kebutuhan dan keluhan masyarakat terpenuhi, baik melalui tatap muka langsung atau media sosial.
"Jangan sampai kita tidak mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh mereka," tuturnya.