Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan bahwa ke depannya hilirisasi sektor pangan akan lebih menunjang pertumbuhan dan pendapatan negara dibandingkan hilirisasi sektor tambang dan mineral.
Pernyataan tersebut disampaikannya menanggapi pidato Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI 2023 yang menyatakan pemerintah akan melakukan hilirisasi pada komoditas nonmineral seperti sawit, rumput laut, dan kelapa.
"Kita lagi berproses dengan hilirisasi yang akan jalan itu, bukan hanya hilirisasi tambang dan mineral, tetapi hilirisasi pangan yang akan menunjang lebih banyak," kata Mentan kepada ANTARA saat ditemui di Gedung Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu malam.
Sebagai bentuk keseriusan mewujudkan hilirisasi di bidang pertanian, lanjutnya, ia telah memerintahkan setiap direktorat di Kementerian Pertanian untuk memacu hilirisasi di 51 komoditas dari total 300 komoditas pangan yang telah dihilirisasi.
"Komoditas di bidang hortikultura ada, tanaman pangan ada, perkebunan ada, peternakan ada. Kita sekarang konsentrasi ke kurang lebih 51 hilirisasi utama," ucap SYL, panggilannya.
Secara rinci, komoditas hilirisasi unggulan di Direktorat Jenderal Perkebunan adalah sawit, kopi, kakao, minyak atsiri, dan kelapa. Kemudian, untuk komoditas hilirisasi utama di Direktorat Hortikultura, ada bawang merah, cabai, pisang, nanas dan beraneka tanaman obat.
"Nanti, tanggal 24 September kita akan lakukan launching terkait hilirisasi ini, di mana ada 400 UMKM di seluruh Indonesia yang terlibat dan itu memang betul-betul diintervensi oleh Direktorat Hortikultura," kata Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pada kesempatan yang sama.
Lalu, untuk hilirisasi prioritas pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian di antaranya telur menjadi tepung telur, ayam menjadi nuget dan sosis hingga susu yang diolah menjadi beraneka keju.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan: Hilirisasi pangan lebih menunjang pertumbuhan