"Kegiatan ini bukan sekedar hiburan atau atraksi semata, tetapi juga merupakan ajang untuk melestarikan budaya Sunda yang terancam punah karena kurang diminati kaum milenial di tengah gempuran gadget, game daring hingga kebudayaan luar negeri," kata Ketua Paguyuban Padjajaran Anyar Firman Nirwana Bustomi di Sukabumi, Sabtu.
Menurut Firman, kegiatan kebudayaan dan seni bela diri tersebut juga untuk memeriahkan Milangkala ke-5 Paguyuban Padjajaran Anyar. Melalui pagelaran ini diharapkan bisa menarik perhatian generasi muda untuk terus melestarikan dan bangga terhadap kebudayaan Sunda yang merupakan identitas suatu daerah atau bangsa.
Ia pun mengapresiasi dan merasa bangga ternyata yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah para pemuda dan pemudi atau masih berusia belia. Ini menunjukkan bahwa, masih banyak generasi milenial yang cinta terhadap tradisi seni dan kebudayaan bangsa.
"Atraksi yang ditampilkan tidak hanya sebatas peragaan bela diri melalui silat, tetapi juga ada pesan moral yang disampaikan melalui setiap tarian dan gerakan para pendekar," tambahnya.
Selain dari Sunda, ada pula dari Ikatan Seni Betawi Tenabang yang langsung hadir mengikuti pagelaran ini. termasuk Banyumas Padepokan Buli-Buli, Dayak Indramayu, selain itu ada pertunjukan jaipong, pencak silat, tarawangsa, jipeng, karinding dan debus.
Konsep ini pun untuk menyatukan atau kerukunan antara budaya di nusantara. Paguyuban Padjajaran Anyar berkomitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni bela diri Sunda serta budaya lokal khususnya Palabuhanratu.