"Mengapa 90 tentara kami (Jepang) dibunuh rakyat Bekasi dengan kejam? Bukankah sudah menyerah dan menjadi interniran Sekutu?," kata Goto dengan nada kecewa, seperti disampaikan Ali Anwar.
Dirinya kemudian mencoba menjelaskan berdasarkan hasil wawancaranya bersama beberapa pejuang terutama pelaku pembunuhan, Wakil Komandan BKR Bekasi Letnan II Zakaria Burhabudin yang menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi sebagai dampak beberapa persoalan yang terakumulasi.
Sejarah peristiwa pembunuhan ini juga dituangkan Ali Anwar melalui bukunya yang berjudul "Revolusi Bekasi: Patriot Mempertahankan Kemerdekaan di Timur Jakarta 1945-1949, Komunitas Baca, 2016".
Pertama, Rakyat Bekasi menderita sejak masa Hindia Belanda oleh bangsa Belanda, pejabat pribumi, dan tuan tanah. Kemudian pemerintah pendudukan Jepang yang memerdekakan Bangsa Indonesia dari Belanda malah membuat Rakyat Bekasi semakin menderita.
Kelaparan merajalela ibarat kepala ikan peda lebih bernilai dibandingkan kepala manusia. Tokoh dan Rakyat Bekasi juga tidak percaya Jepang sudah menyerah kepada Sekutu karena rakyat melihat tentara Jepang masih berkeliaran di mana-mana.
Faktor terakhir adalah Bangsa Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945 sehingga mereka tidak mau dijajah lagi oleh bangsa mana pun. Di mana-mana rakyat meneriakkan pekik "merdeka, bersiap, Allahu Akbar."
"Profesor Goto kemudian mengangguk-angguk, paham. Saya baru mendapat jawaban yang rinci dan rasional," demikian Ali Anwar menirukan gestur dan ucapan Goto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sejarawan Indonesia ajak Kaisar Naruhito tabur bunga di Kali Bekasi
Sejarawan mengajak Kaisar Jepang Naruhito tabur bunga di Kali Bekasi
Selasa, 20 Juni 2023 13:23 WIB