Jakarta (ANTARA) - Studi Consumer Payment Attitude Visa 2022 mengungkapkan pembayaran melalui dompet digital telah mengambil alih pembayaran tunai di Indonesia dengan tingkat penggunaan hingga 93 persen.
Adapun tercatat sebanyak 84 persen masyarakat Indonesia yang menggunakan uang tunai, sedangkan 80 persen memilih pembayaran melalui kartu kredit atau kartu debit.
“Alasan terbanyak mengurangi uang tunai yakni sebanyak 56 persen merasa kurang aman karena bisa jatuh atau dicuri," ujar Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman dalam acara Contactless Talk bertajuk "Siapkah Kita Meninggalkan Uang Cash?", yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, alasan lainnya yakni sebanyak 53 persen lebih sering menggunakan pembayaran tanpa kontak (contactless) seperti dompet digital atau kartu tanpa kontak, 48 persen merasa kurang aman karena bisa menyebarkan infeksi, 47 persen merasa tidak perlu membawa banyak karena gampang menarik uang, serta 44 persen merasa membawa uang tunai merepotkan dan sudah banyak yang menyediakan pembayaran nontunai.
Dari sisi usia pengguna dompet digital, generasi boomers (1946-1964) menempati peringkat kedua yakni sebanyak 95 persen, setelah generasi Y atau milenial (1977-1994) sebanyak 96 persen. Generasi Z (1995-2010) justru menempati posisi ketiga sebesar 89 persen.
Secara keseluruhan, kata Riko, di Indonesia uang tunai memang masih digunakan secara luas, tetapi tingkat penggunaannya menurun dari 87 persen di tahun 2021 menjadi 84 persen di tahun 2022.
Yang paling melesat naik yaitu pembayaran dari aplikasi (in-app payment), dari hanya 45 persen pada 2021 menjadi 80 persen di 2022. Kemudian disusul QR payment yang naik dari 50 persen di 2021 menjadi 62 persen di 2022.
Pembayaran lewat dompet digital di Indonesia saingi pembayaran tunai
Jumat, 9 Juni 2023 18:32 WIB