Menurut dia, kegiatan positif ini juga bisa memberikan pemahaman bagi masyarakat terkait pentingnya menanam pohon bakau di wilayah pesisir. Selain menjadi sarana edukasi, penanaman ini dalam jangka panjang juga dapat menjadi perisai hijau yang dapat melindungi daratan pesisir.
"Kita juga selalu kampanye tentang penanaman mangrove, karena abrasi di daerah kita sangat luas. Secara umum sekitar 2.400 hektare lahan di Muaragembong sudah habis terkena abrasi. Untuk di Pantai Bahagia sendiri sekitar 1.800 hektare yang terkena abrasi," ucapnya.
Qurtubi mengaku kegiatan menanam bakau sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Kerja sama dilakukan dengan komunitas pecinta lingkungan, pemerintah daerah, CSR korporasi serta lintas sektor lain.
"Pemerintah desa bersama Pokdarwis, pegiat lingkungan yang dibantu oleh CSR, sudah menanam mangrove kurang lebih seluas 60 hektare," katanya.
Dirinya berharap penanaman bibit bakau mampu memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir Muaragembong. Selain itu dapat menumbuhkan kepedulian warga akan pentingnya kawasan lindung hutan bakau bagi kehidupan kawasan pesisir.*