Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,37 persen menjadi Rp5.583 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 3,77 persen menjadi Rp5.732 per kilogram pada Mei 2023.
“Gabah kering panen ini meningkat 3,37 persen secara month-to-month (mtm) dan 25,13 persen secara year-on-year (yoy),” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Mei 2023 di Jakarta, Senin.
Sementara itu, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani tercatat sebesar Rp6.158 per kilogram atau naik 0,86 persen secara bulanan. Sedangkan harga GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp6.264 per kilogram atau naik 0,71 persen.
Harga gabah luar kualitas di tingkat petani tercatat sebesar Rp5.404 per kilogram atau naik 2,18 persen dan di tingkat penggilingan sebesar Rp5.518 per kilogram atau naik 2,36 persen.
Bila dibandingkan dengan Mei 2022, rata-rata harga gabah pada Mei 2023 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 25,13 persen, 19,84 persen, dan 26,32 persen.
Adapun di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Mei 2023 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 25,21 persen, 19,24 persen, dan 25,98 persen bila dibandingkan dengan Mei 2022.
Di sisi lain, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp11.624 per kilogram, turun sebesar 0,42 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp11.006 per kilogram atau turun sebesar 0,40 persen dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp10.429 per kilogram atau turun sebesar 1,28 persen.
Bila dibandingkan dengan Mei 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Mei 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 22,19 persen, 21,40 persen, dan 17,15 persen.
Data harga gabah oleh BPS diperoleh dari survei harga produsen beras di penggilingan terhadap 917 perusahaan penggilingan di 31 provinsi yang kemudian diperoleh sebanyak 1.161 observasi beras di penggilingan.