"Karena Lokananta sendiri DNA-nya adalah bagaimana dulu Bung Karno (Presiden Pertama RI Soekarno) ingin menyatukan Indonesia ingin membentuk national and character building melalui berbagai macam cara. Kalau dulu ada Sumpah Pemuda dan tentunya salah satu elemen yang paling kuat adalah seni dan budaya bagaimana Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa bersatu, bisa menjadi sebuah entitas dan kuat itu melalui kebudayaan," kata Wendi
Selanjutnya, kata dia, Soekarno menugaskan Raden Maladi untuk mendirikan Lokananta untuk memproduksi musik-musik yang berasal dari Sabang sampai Merauke dan disuplai ke 29 stasiun RRI yang ada di Indonesia.
"Waktu itu, Bung Karno dengan pidato yang terkenalnya, kenapa anak-anak muda main musik rock n roll, dia bilang mainkan musik Indonesia. Di tempat ini lah musik Indonesia dari musik tradisional, musik hiburan, kalau dulu istilah musik pop itu musik hiburan itu diproduksi, digandakan, dan disebarluaskan diputar di seluruh stasiun RRI," kata dia.
"Makanya kemudian kita mengenal lagu-lagu daerah seperti Ampar-Ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko, Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh Di Mato itu berkat Lokananta perannya," lanjut Wendi.
Oleh karena, ia menganggap Lokananta merupakan salah satu "harta karun" musik Indonesia, yang menjadi aset nasional.
"Jadi, bisa dibilang Lokananta itu salah satu "harta karun" musik Indonesia destinasi cagar budaya ke depannya yang akan menjadi landmark kota Solo tentu dan tentunya menjadi aset nasional," ujar Wendi.