Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggandeng para remaja dalam upaya pencegahan penyakit anemia dan kembang tumbuh atau stunting melalui kegiatan sosialisasi, edukasi, serta pelatihan relawan remaja.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bekasi Firzawati mengatakan peran masyarakat dibutuhkan untuk mencegah penyakit, termasuk kalangan remaja dengan pemberian pelatihan fasilitator.
"Workshop pelatihan fasilitator diikuti forum genre yang diisi kalangan remaja dari setiap wilayah kecamatan se-Kabupaten Bekasi," katanya di Cikarang, Senin.
Dia mengatakan kegiatan pelatihan fasilitator disampaikan para narasumber kepada forum genre dalam rangka implementasi nyata generasi muda dalam mencegah anemia dan stunting di Kabupaten Bekasi.
Firzawati berharap setelah mengikuti pelatihan, para remaja ini bisa membantu sosialisasi kepada para pelajar di lingkungan sekolah, maupun di tempat tinggal masing-masing sebagai upaya mengantisipasi gejala penyakit anemia dan stunting.
"BKKBN bersama DPPKB Kabupaten Bekasi sangat fokus dalam menangani anemia di kalangan remaja serta pengentasan stunting agar mereka selalu memperhatikan asupan gizi sehingga pertumbuhan bisa berjalan secara maksimal," ucapnya.
Ia menjelaskan gejala anemia terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi sel-sel darah merah, dimana sirkulasi atau masa aktif sel darah merah sekitar 120 hari dan apabila asupan makanan terpenuhi bisa menunjang seluruh bagian tubuh manusia.
"Gejala anemia dampaknya nanti saat remaja mengikuti pembelajaran tidak bisa merespon atau menangkap dengan baik dan sangat mengganggu kecerdasan juga pertumbuhan.
Bagaimana tumbuh kembang apabila darahnya yang menyalurkan ke bagian otak dan seluruh tubuh tidak maksimal," katanya.
Ia juga mengatakan sosialisasi pemenuhan asupan gizi yang baik untuk mencegah stunting perlu disampaikan sedini mungkin kepada para remaja agar ketika mereka beranjak dewasa bisa mempersiapkan diri menjadi generasi penerus bangsa yang sehat dan tangguh.