Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata upah buruh per bulan pada Februari 2023 naik sebesar 1,08 persen dibanding Februari 2022, yaitu menjadi Rp2,94 juta dari yang sebelumnya Rp2,89 juta.
Berdasarkan data Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2023 yang dirilis oleh BPS di Jakarta, Jumat, terdapat 11 kategori dari 17 kategori lapangan pekerjaan utama yang rata-rata upah per bulan lebih tinggi dari rata-rata upah buruh nasional.
Tiga kategori tertinggi adalah real estat sebesar Rp4,82 juta; aktivitas keuangan sebesar Rp4,81 juta; serta pertambangan dan penggalian Rp4,59 juta.
Selain tiga kategori tersebut, kategori lainnya adalah informasi dan komunikasi sebesar Rp4,37 juta; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin Rp4,26 juta; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib Rp3,88 juta.
Kemudian, pengangkutan dan pergudangan sebesar Rp3,58 juta; aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial Rp3,56 juta; jasa profesional dan perusahaan Rp3,55 juta; konstruksi Rp3,05 juta; dan industri pengolahan Rp2,96 juta.
Sementara enam kategori lainnya memiliki rata-rata upah di bawah rata-rata nasional yaitu pengelolaan air sebesar Rp2,61 juta; perdagangan Rp2,50 juta; pendidikan Rp2,47 juta; akomodasi dan makan minum Rp2,15 juta; pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp2,06 juta; serta jasa lainnya sebesar Rp1,79 rupiah.
Dari segi variasi upah berdasarkan jenis kelamin, rata-rata upah buruh laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata upah buruh perempuan, yakni masing-masing sebesar Rp3,23 juta dan Rp2,42 juta.
Upah buruh laki-laki tertinggi terdapat pada kategori real estat sebesar Rp5,13 juta. Sedangkan upah buruh perempuan tertinggi terdapat pada kategori konstruksi sebesar Rp5,06 juta.
Lalu, upah terendah buruh laki-laki terjadi pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp2,23 juta. Sementara upah terendah buruh perempuan terdapat pada kategori jasa lainnya sebesar Rp1,45 juta.
Selanjutnya, bila dilihat dari aspek pendidikan, buruh berpendidikan universitas menerima upah sebesar Rp4,46 juta, sedangkan buruh berpendidikan SD ke bawah menerima upah Rp1,90 juta.
Data tersebut menunjukkan buruh berpendidikan universitas menerima upah 2,3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buruh berpendidikan SD ke bawah.
Bila ditinjau berdasarkan jenis kelamin, pada buruh berpendidikan SD ke bawah, upah buruh laki-laki sebesar Rp2,19 juta dan upah buruh perempuan Rp1,29 juta. Pada buruh universitas, upah buruh laki-laki sebesar Rp5,45 juta dan perempuan Rp3,53 juta.
Selisih upah terbesar antara buruh laki-laki dan perempuan menurut jenjang pendidikan terdapat pada buruh berpendidikan universitas, yaitu sebesar Rp1,92 juta.
Sementara itu Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Edy Mahmud menyebutkan penyelenggaraan kegiatan atau acara berskala nasional maupun internasional di tanah air berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2023.
"Kegiatan nasional maupun internasional semacam acara hiburan, olahraga, dan pemerintahan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) melalui beberapa lapangan usaha," ujar Edy dalam Pengumuman Rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2023 di Jakarta, Jumat.
Lapangan usaha tersebut yakni di sektor transportasi (penyelenggara acara/event organizer dan agen perjalanan), penyediaan akomodasi dan makan minum, serta jasa lainnya (hiburan dan musik).
Ia menyebutkan sektor transportasi dan pergudangan mampu tumbuh 15,93 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada triwulan I-2023 dengan distribusi terhadap PDB sebesar 5,56 persen dan merupakan 0,64 persen sumber pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: BPS: Berakhirnya PPKM berdampak mobilitas penduduk makin tinggi
Kemudian, sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 11,55 persen (yoy) dengan distribusi terhadap PDB sebesar 2,46 persen. Sektor jasa lainnya mampu tumbuh 8,9 persen (yoy) dengan distribusi 1,91 persen.
Edy menuturkan ketiga sektor ini turut menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan pertama tahun ini, yang menyebabkan ekonomi Indonesia tumbuh stabil di tengah perlambatan perekonomian global dan menurunnya harga komoditas produk utama ekspor.
"Kalau diperhatikan, sejak kuartal keempat tahun 2021 ekonomi Indonesia selalu tumbuh stabil pada level 5 persen ke atas jika dilihat secara tahunan," tuturnya.
Dia memerinci, pada triwulan IV-2021 perekonomian tumbuh 5,03 persen (yoy), pada triwulan I-2022 sebesar 5,02 persen (yoy), kuartal II-2022 sebesar 5,46 persen (yoy), kuartal III-2022 sebesar 5,73 persen (yoy), triwulan IV-2022 sebesar 5,01 persen (yoy), serta triwulan I-2023 sebesar 5,03 persen (yoy).
Namun demikian jika dilihat secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia pada triwulan I-2023 terkontraksi sebesar 0,92 persen mengikuti pola musiman tahun-tahun sebelumnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Rata-rata upah buruh Februari naik 1,80 persen jadi Rp2,94 juta