New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena data ekonomi yang positif di konsumen minyak nomor dua China mengimbangi kekhawatiran kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang dapat mengurangi pertumbuhan di negara konsumen utama.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik tiga sen atau 0,04 persen, menjadi menetap di 80,86 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik satu sen atau 0,01 persen, menjadi ditutup di 84,77 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari perkiraan di China memperkuat sentimen pasar, penurunan berkelanjutan dari indikator sentimen ekonomi utama di Jerman membebani harga minyak.
Indikator sentimen ekonomi untuk Jerman pada April tercatat 4,1 poin, turun dari 13 poin pada Maret dan jauh lebih rendah dari konsensus perkiraan pasar sebesar 15,1 poin, menurut survei bulanan yang diterbitkan oleh Leibniz Center for European Economic Research (ZEW) pada Selasa (18/4).
Survei sentimen investor utama Jerman membebani minyak mentah, karena optimisme untuk ekonomi terbesar zona euro tetap suram di kuartal mendatang, menurut Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multiaset secara daring.
Pada sisi lain, prospek kenaikan suku bunga AS tetap menjadi hambatan sentimen. Pedagang memperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Mei.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak menguat, data ekonomi China imbangi kekhawatiran suku bunga AS
Harga minyak naik, data ekonomi China imbangi kekhawatiran suku bunga AS
Rabu, 19 April 2023 8:51 WIB