New York (ANTARA) - Harga minyak lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah naik selama tiga minggu berturut-turut, karena kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat mengekang permintaan mengimbangi prospek pasar yang lebih ketat karena pemotongan pasokan dari produsen OPEC+.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, tergelincir 96 sen atau 1,19 persen, menjadi menetap di 79,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni merosot 94 sen atau 1,10 persen, menjadi ditutup di 84,18 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sebagian besar pelaku pasar energi masih menunggu sampai mereka mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang prospek pertumbuhan global, menurut Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
Ada banyak berita utama tetapi tidak ada yang menggerakkan minyak pada Senin (10/4/2023) karena harga tampaknya melayang di atas 80 dolar AS per barel mengingat semua tantangan pasokan, kata Moya.
Mengingat pengurangan produksi sukarela oleh beberapa negara penghasil minyak dan meningkatnya ketegangan geopolitik, minyak akan mulai membangun level terendah pada 80,00 dolar AS per barel dan bekerja menuju ujung atas 80,00 dolar AS per barel dalam beberapa pekan mendatang, menurut Phil Flynn, analis senior di The PRICE Futures Group.
Flynn memperkirakan persediaan minyak mentah komersial AS menunjukkan peningkatan 1 juta barel pekan ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak jatuh ketika kekhawatiran suku bunga naik imbangi pasokan ketat
Harga minyak jatuh ketika kekhawatiran suku bunga naik imbangi pasokan ketat
Selasa, 11 April 2023 8:17 WIB