New York (ANTARA) - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah sebuah laporan menunjukkan penarikan stok minyak mentah dan bahan bakar AS lebih besar dari perkiraan dan pasar tertekan prospek ekonomi yang memburuk serta rencana produsen OPEC+ untuk mengurangi produksi.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei melemah 10 sen atau 0,12 persen, menjadi menetap di 80,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terdongkrak 5 sen atau 0,06 persen, menjadi ditutup pada 84,99 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (5/4/2023) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 3,7 juta barel selama pekan yang berakhir 31 Maret. Menurut EIA, total persediaan bensin motor turun 4,1 juta barel pekan lalu, sedangkan stok bahan bakar sulingan turun 3,6 juta barel.
"Laporan EIA tidak memiliki dampak material pada harga minyak karena para pedagang tidak siap untuk pergerakan besar setelah reli baru-baru ini," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, pada Rabu (5/4/2023).
Awal pekan ini, harga minyak membukukan kenaikan kuat, dipicu oleh keputusan mengejutkan produsen minyak utama untuk memangkas produksi.
"Mungkin setelah reli harga yang kuat minggu ini, investor sedikit berhati-hati untuk melompat pada laporan yang kuat," kata analis UBS Giovanni Staunovo seperti dikutip oleh Reuters.
Harga melonjak lebih dari 6,0 persen pada Senin (3/4/2023) setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, menjanjikan pengurangan produksi sukarela.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak beragam di tengah data persediaan AS dan kekhawatiran ekonomi
Harga minyak beragam di tengah data persediaan AS dan kekhawatiran ekonomi
Kamis, 6 April 2023 6:20 WIB