Jakarta (ANTARA) - Pemerintah RI, pada Senin (20/03) dikabarkan segera menetapkan besaran insentif untuk kendaraan listrik murni yang memiliki kandungan lokal sebesar 40 persen.
Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa hal positif ini juga perlu disambut baik oleh para produsen yang belum memproduksi kendaraan-kendaraan listrik mereka di tanah air.
Terutama, kepada produsen Jepang yang sudah terlebih dahulu mengibarkan bendera brand mereka di pasar otomotif Indonesia. Langkah ini, dikatakan oleh dia, akan semakin menguatkan posisi merek mereka di pasar Indonesia.
"Untuk memanfaatkan peluang insentif mobil listrik dari pemerintah Indonesia, produsen mobil dapat melakukan beberapa langkah strategis, terutama bagi pabrikan Jepang yang ingin memperkuat posisi mereka di pasar mobil listrik Indonesia," kata Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA, Senin.
Untuk itu, Yannes mengatakan setidaknya terdapat beberapa langkah strategis yang harus dimainkan oleh produsen otomotif yang belum memproduksi kendaraan listrik mereka di tanah air hingga saat ini.
"Produsen mobil dapat meningkatkan produksi mobil listrik lokal dengan mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 40 persen atau lebih. Dengan memproduksi mobil listrik lokal, produsen dapat memanfaatkan insentif yang ditawarkan pemerintah dan mengurangi biaya produksi mobil listrik," jelas dia.
Lalu, para produsen otomotif juga diminta untuk menghadirkan kendaraan listrik yang memiliki harga terjangkau untuk bisa dibeli oleh semua kalangan masyarakat Indonesia.
Produsen Jepang harus ikut ambil bagian dalam subsidi EV, sebut Pakar ITB
Senin, 20 Maret 2023 16:47 WIB