Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyatakan berdasarkan pembacaan citra satelit, sedikitnya 6.000 hektare sawah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi ditambah luapan air sungai.
"Satu lokasi di Kabupaten Bekasi ini yang kami catat dari satelit yang kami baca, sekitar 6.000-an hektare sawah yang terendam," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo saat meninjau sawah terdampak banjir di Desa Sukabakti Kecamatan Tambelang, Rabu.
Dia juga menyebutkan sedikitnya ada 700 hektare sawah turut tergenang banjir di Kecamatan Tambelang berdasarkan laporan pihak aparatur setempat.
"Saat ini kami langsung berembuk bersama pemerintah daerah untuk bagaimana ke depannya, apa yang akan dan harus dilakukan," ucapnya.
Berdasar hasil koordinasi di lapangan, Syahrul mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Bekasi akan mengambil tiga langkah penanganan. Pertama, mendata dan mengklasifikasikan kondisi sawah yang tergenang.
Dia menyebutkan bahwa pendataan dan klasifikasi dampak banjir ini berkaitan dengan bantuan skala prioritas kepada para petani yang mengalami dampak terparah.
"Mendata dengan tepat untuk diklasifikasi daerah yang terparah, daerah yang sedang, dan daerah yang bisa diselamatkan. Semua daerah terparah yang tidak bisa diselamatkan, saya sudah janji dengan pemerintah daerah terlebih petani di sini, akan kami siapkan bibit dan supporting system lain," katanya.
Langkah penanganan kedua dengan memberikan bantuan pompa air kepada para petani yang lahannya tergenang. Syahrul menjanjikan bakal menurunkan pompa dengan jumlah maksimal yang dimiliki Kementerian Pertanian.
"Akan kami turunkan pompa air baik untuk dikendalikan oleh bupati, beberapa pompa air yang dibantu oleh pemerintah daerah. Insya Allah hari ini ataupun besok pompa-pompa air yang mungkin bisa diperbantukan di sini, akan kami coba lakukan," ucapnya.Penanganan ketiga adalah memberikan pendampingan kepada petani hingga mereka memulai menanam kembali. Pendampingan dimaksud segera dilakukan demi mencegah kerugian petani.
"Kami berharap setiap tiga hari laporan ini harus masuk, yang mana kebiasaan yang ada banjir itu kan tiga hari," katanya.
Khusus di pertanian, kata Mentan, kalau jangka tiga hari padi masih bisa bertahan, sepanjang segera bisa surut dan adapula padi yang bertahan selama lima hari.
"Upaya Ini akan diikuti oleh dirjen terkait dari tanaman pangan. Semua dirjen di Kementan akan menyatu bersama pemerintah daerah yang terkena banjir," kata dia.
Jalan terputus
Sementara itu akses jalan warga menuju Kampung Tengah, Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terputus total akibat longsor usai diterjang banjir sejak beberapa waktu lalu.
"Warga bersama aparatur Pemerintah Desa Karangsari secara swadaya membangun jembatan darurat di lokasi jalan putus tersebut," kata Sekretaris Kecamatan Cikarang Timur Aris Sadikin di lokasi, Rabu.
Dia mengatakan perbaikan sementara berupa jembatan darurat sepanjang tiga meter itu dibangun menggunakan material batang pohon bambu. Akses jalan yang putus itu merupakan jalan yang sehari-hari digunakan masyarakat setempat.
"Jalan ini merupakan satu-satunya akses warga Kampung Tengah dan sejauh ini tidak bisa dilewati karena putus total akibat banjir," katanya.
Penanganan jalan putus secara gotong royong oleh warga setempat dilakukan agar masyarakat dapat kembali melalui ruas jalan tersebut, sambil menunggu perbaikan permanen dari pemerintah daerah.
"Tadi sudah ditinjau juga oleh Disperkimtan dan pihak desa disarankan agar segera mengajukan permohonan perbaikan tanggap darurat yang ditujukan kepada Bupati Bekasi dan BPKAD serta diketahui kecamatan. Kita ikhtiar mudah-mudahan bisa diakomodir," katanya.
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bekasi Nur Chaidir mengatakan selain akses jalan Kampung Tengah, bencana banjir di Kecamatan Cikarang Timur juga menyebabkan jalan menuju TPU Kramat Muncang, Kampung Ciranggon, Desa Cipayung rusak parah.
"Hari ini tadi meninjau langsung dua lokasi jalan yang terdampak banjir. Kedua jalan ini perlu penanganan segera agar tidak mengganggu mobilitas warga," katanya.
Pihaknya segera berkoordinasi dengan kepala daerah terkait penanganan akses jalan tersebut secara permanen, termasuk opsi perbaikan menggunakan skema dana Biaya Tak Terduga di masa tanggap darurat bencana.
"Perlu koordinasi dengan pimpinan terkait penanganan. Namun, yang pasti kedua akses jalan itu rusak akibat banjir yang disebabkan hujan deras serta luapan Sungai Cibeet yang di Kampung Ciranggon dan Sungai Kalen Derwak serta Sungai Cilemah Abang yang di Kampung Tengah," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan sebut 6.000 hektare sawah di Kabupaten Bekasi terendam banjir