Meski situasi ekonomi pada tahun ini akan dinamis, Yuddy optimistis kinerja Bank BJB akan semakin positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.
"Sesuai permintaan pemegang saham, Bank BJB akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para pemangku kepentingan dan shareholder,” ujar Yuddy.
Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 14,5 persen secara year on year menjadi Rp181,2 triliun.
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan total aset Bank BJB tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Baca juga: Ridwan Kamil minta komposisi kredit UMKM BJB ditingkatkan
Baca juga: Ridwan Kamil minta komposisi kredit UMKM BJB ditingkatkan
Selain itu, kredit Bank BJB juga terus tumbuh. Selama tahun 2022 Bank BJB mencatatkan pertumbuhan kredit 13,1 persen atau tercatat Rp115,8 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan.
Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR.
"Fee Based Income Bank BJB naik, bersumber dari digital channel Bank BJB yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," kata Yuddy.
Menurut Yuddy, ke depan, Bank BJB fokus mengembangkan pola banking secara hybrid karena melihat daring dan luring menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan.
Bank BJB memiliki basis nasabah yang erat budayanya baik dengan transaksi di konter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.
Jaringan kantor fisik Bank BJB tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodasi kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan dan sebagian pangsa ASN.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank BJB catatkan laba 2022 sebelum pajak Rp2,8 triliun