Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat melakukan pengawasan antisipasi potensi penimbunan kebutuhan pokok masyarakat karena kini sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga.
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya melalui Satgas Pangan rutin melakukan pengecekan ketersediaan stok kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu, kata dia, sudah menjadi atensi dari Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana.
Baca juga: MinyaKita langka di Pasaran Kota Bandung karena pasokan berkurang
"Dari beberapa wilayah sudah dilakukan pengawasan terkait dengan kondisi itu," kata Ibrahim di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menurutnya dari seluruh kebutuhan pokok, yang kini paling diperhatikan yakni terkait kelangkaan produk MinyaKita. Karena menurutnya produk itu memang mengalami kelangkaan di pasaran.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar melaporkan secara resmi apabila mengetahui adanya upaya penimbunan kebutuhan pokok, seperti minyak, beras, gula, ataupun komoditas lainnya.
"Kalau ada informasi yang dicurigai adanya penimbunan, agar segera melaporkan ke kita secara resmi. Jadi tidak hanya berpolemik dengan diksi yang belum jelas," katanya.
Sementara itu, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga di Kota Bandung, antara lain beras medium, gula pasir, dan minyak curah kemasan bermerek MinyaKita.
Salah seorang pedagang Pasar Anyar, Kota Bandung, yakni Dini mengaku harga gula pasir mengalami kenaikan. Menurutnya kenaikan harga itu berlangsung perlahan dan tidak langsung drastis.
Baca juga: Pemkot Bandung upayakan tambah stok Minyak Kita
"Harga beras saat ini sedang naik, untuk beras yang kualitas biasa dari harga sebelumnya Rp9 ribu per kilogram, sekarang naik jadi Rp11 ribu per kilogram. Dan untuk beras yang kualitasnya bagus harganya itu jadi Rp14 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp13 ribu per kilogram,” kata Andi.
Di samping itu, pedagang Pasar Ujungberung, Kota Bandung, bernama Amas menyebut produk MinyaKita di Bandung sudah mulai langka sejak awal 2023. Dia pun mengaku terpaksa menaikkan harga karena harga dari distributornya pun naik.
"Kalau yang dua liter bapak menjual Rp33 ribu. Ada yang beli silakan, nggak ada yang beli juga nggak apa-apa. Biasanya bapak nyetok 10 karton tapi sekarang mah susah,” kata Amas.