Bandung (ANTARA) - Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi menyatakan kondisi muka air tanah di wilayah Bandung Raya semakin menurun dan ketersediaannya tergolong kritis.
Kepala PATGTL Badan Geologi Rita Susilawati di Bandung, Jawa Barat, Rabu mengatakan berdasarkan sumur pantau air, muka air tanah di Bandung turun menjadi sedalam 60-100 meter. Adapun kedalaman air tanah yang tergolong aman yakni sedalam 20-40 meter.
Baca juga: Pemkot Bandung batalkan kenaikan tarif parkir dan air
"Rata-rata air tanahnya turun itu menjadi (sedalam) 60-100 meter, jadi itu CAT (cekungan air tanah) Bandung Raya berkisar antara 60-100 meter, jadi ngebor sumur harus makin dalam," kata Rita di Kantor Badan Geologi, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Namun ia mengatakan pihaknya masih mengkaji penurunan permukaan tanah di Bandung Raya. Karena, kata dia, penurunan muka air tanah merupakan indikasi adanya penurunan permukaan tanah.
"Biasanya kalau air turun ya tanahnya turun, kita masih evaluasi data, indikasinya begitu," katanya.
Berdasarkan analisisnya sejauh ini, wilayah yang muka air tanahnya masuk ke kategori rusak ada di wilayah Rancaekek, Leuwigajah, serta beberapa wilayah lainnya.
Dia menjelaskan, penurunan muka air itu antara lain disebabkan oleh konsumsi air masyarakat yang memanfaatkan air tanah.