Antarajawabarat.com,8/4 - Unit Kesenian Universitas Padjadjaran akan menyelenggarakan Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran Edisi ke-57 berupa pementasan monolog berjudul "Inggit" yang akan diperankan oleh Happy Salma.
Kepala UPT Humas Unpad Weny Widyowati, dalam siaran persnya, Senin. menuturkan pementasan monolog ini akan dilaksanakan pada Rabu (10/4), bertempat di Bale Rumawat Padjadjaran, Universitas Padjadjaran Jalan Dipati Ukur Nomor 35 Kota Bandung, mulai pukul 15.30 WIB sampai dengan selesai.
Pementasan monolog "Inggit" akan diselenggarakan dalam dua sesi, yaitu pementasan sesi I pukul 15.30 sampai 17.30 WIB dan pementasan sesi II pukul 19.30 sampai 21.30 WIB.
Menurut Wenny, pembagian sesi ini dilakukan, mengingat pementasan seni budaya ini hanya berlangsung satu hari, sehingga dapat memberikan kesempatan bagi para penonton yang ingin menyaksikan pementasan monolog "Inggit" ini.
"Kisah yang menyentuh dari Inggit Garnasih dipentaskan secara monolog oleh Happy Salma, pemeran sekaligus pendiri dari Titimangsa Foundation, yang juga pelaksana dari pementasan monolog 'Inggit'," ujarnya.
Semenjak pementasan awalnya pada tahun 2011 di Bandung dan berlanjut di tahun 2012 mendapatkan respon yang positif dan antusias, maka pementasan ini pun dilaksanakan kembali pada tahun 2013.
Dikatakan dia, pementasan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini, mengisahkan bagaimana sosok perempuan yang hampir terlupakan di balik perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Melalui pementasan monolog "Inggit" ini, kata Wenny, diharapkan akan menjadi pembuka untuk menampilkan sosok-sosok terutama perempuan yang berjasa besar namun terlupakan dan tak ada yang peduli dengan keberadaannya.
Inggit Garnasih bukan hanya sekedar nama, tetapi juga ingatan akan sosok perempuan di mata lelaki.
Pidangan seni ini, terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. Tempat terbatas, untuk pemesanan tempat dapat menghubungi Gugun di nomor telepon 085318952320.
Inggit Garnasih merupakan istri kedua dari Presiden Soekarno yang berani mengatakan "Tidak¿" pada keinginan sang proklamator untuk menikah lagi.
Selain itu, Inggit berani menolak dan menerima resiko untuk tidak lagi menjadi Ibu Negara yang selama ini setia mendampingi Bung Karno dan kembali dipulangkan di tanah kelahirannya Bandung.
Inggit Garnasih, sosok perempuan yang setia dan patuh mendampingi suaminya yang memiliki kekuatan besar namun terlupakan.
Dengan yakin ia mengatakan "Tidak" demi sebuah keutuhan harga dirinya sebagai perempuan.***4***
Ajat S