Cianjur masuk ke dalam zona sesar yang sangat kompleks dan sangat aktif. Terdapat banyak sekali sesar yang mengelilinginya dan sebagian besar merupakan bagian atau sistem dari Sesar Cimandiri, termasuk Sesar Cugenang, yang diduga merupakan bagian dari Sesar Cimandiri.
Berdasarkan data aktivitas kegempaan BMKG sejak tahun 2008, sesar tersebut sangat aktif, bahkan BMKG menyebutkan pada zona sesar tersebut, terutama pada zona Sesar Cimandiri, ditemukan aktivitas kegempaan yang kemungkinan berasal dari patahan yang belum terpetakan atau teridentifikasi.
Peta kegempaan milik BMKG mencatat masih banyak klaster sesar aktif yang belum terpetakan, seperti Sesar Cugenang yang baru teridentifikasi. Sesar yang belum terpetakan harus menjadi kewaspadaan semua pihak karena dikhawatirkan akan terjadi aktivitas kegempaan yang merusak.
Dengan demikian, BMKG tidak hanya fokus pada sesar yang sudah terpetakan, seperti Sesar Cugenang, namun sejak jauh hari sudah diketahui kalau keberadaan sesar tersebut aktif. Pemerintah daerah diminta untuk melihat aspek histori atau sejarah kegempaan di wilayah itu.
Pada Tahun 1879 dan 1897 BMKG mencatat di wilayah Cugenang pernah terjadi gempa, tapi tidak teridentifikasi sesarnya, sehingga Tahun 2022 kembali terulang gempa, setelah dilakukan identifikasi ulang ditemukan titik gempa sangat banyak, sehingga ratusan gempa susulan sempat tercatat.
Dalam catatan BMKG, meskipun Cianjur dikelilingi banyak sesar, masyarakat diimbau tidak panik dan pemerintah daerah mulai menata kembali tata ruang sesuai dengan rekomendasi BMKG, termasuk saat membangun rumah harus dengan spesifikasi tahan gempa.
Pencegahan atau mitigasi bencana gempa bumi yang dilakukan BMKG adalah dengan mengidentifikasi kluster patahan dan menyosialisasikan hasil kajian ke pemerintah dan tidak membuka hasilnya ke publik secara umum agar tidak menimbulkan kecemasan.